Kamis 19 May 2016 08:48 WIB

Pemkot Surabaya Fokus Menuju Kota Layak Anak

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Kota Layak Anak
Foto: uad.ac.id
Kota Layak Anak

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemkot Kota Surabaya lebih memfokuskan diri pada pemenuhan hak anak menuju Kota Layak Anak (KLA). Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bappemas) Kota Surabaya, Ana Fajriyatin, mengatakan, Pemkot Surabaya tetap memperhatikan pemenuhan hak anak.

Ia menjelaskan, KLA memiliki 31 indikator yang terbagi dalam lima klaster. Di antaranya, hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni budaya, dan perlindungan khusus.

“Contohnya terkait dengan akta kelahiran jadi semua anak surabaya harus punya akta, hak pendidikan tidak ada anak-anak yang tidak sekolah, kalau ada anak putus sekolah kita harus melakukan apa. Kemudian hak kesehatan mulai usia nol sampai 18 tahun kita perhatikan kesehatan dia, hak perlindungan khusus diberikan jika terjadi sesuatu kepada anak yang tidak kita inginkan,” kata Ana, Rabu (18/5).

Menurutnya, untuk mewujudkan Kota Layak Anak menjadi tanggung jawab semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan masyarakat. Oleh sebab itu, sejak dua tahun yang lalu sampai tahun ini, Pemkot Surabaya menjalankan program Inisiasi Kampunge Arek Suroboyo. “Itu salah satunya bagaimana menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mencegah kenakalan anak, memberikan suasana aman dan nyaman untuk anak-anak,” imbuhnya.

Ia menegaskan, indikator Kota Layak Anak bukan berarti kota yang tidak punya masalah sama sekali. Menurutnya, selama ada anak pasti ada masalah anak. Ia juga menekankan pentingnya program parenting untuk orangtua bukan hanya ibu melainkan juga ayah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement