Kamis 19 May 2016 15:59 WIB

SAPMA PP: Waspadai Bahaya Laten PKI

Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol Inf Hari Santoso menunjukkan lima judul buku Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disita dari sebuah mal, di Kodim 0712 Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/5).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol Inf Hari Santoso menunjukkan lima judul buku Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disita dari sebuah mal, di Kodim 0712 Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, LANGSA ACEH  -- Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA PP) mengingatkan semua pihak terutama kaum muda tentang bahaya laten Partai Komunis Indonesia (PKI) yang kembali marak akhir-akhir ini.

"Penemuan atribut dan simbol palu arit di beberapa daerah perlu diwaspadai karena indikasi bahaya laten telah mulai mewabah," kata Sekretaris SAPMA PP Kota Langsa, Aceh, Sukma M Thaher di Langsa, Kamis.

Menurutnya, anak muda saat ini perlu kembali dibekali tentang rasa nasionalisme, cinta Tanah Air serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila di tengah kehidupan sehari-hari sebagai salah satu cara menangkal masuk dan berkembangnya paham komunis.

Kasus penemuan baju berlogo palu arit beberapa waktu di Pulau Jawa, kata dia, menunjukan adanya upaya menyusupi simbol komunis di tengah euforia cara berpakaian kaum muda dewasa ini.

Baca juga, Kapolri Imbau Masyarakat tak Gunakan Atribut PKI.

Untuk itu, dia berharap segenap komponen bangsa bisa merespons hal ini sebagai gejala muncul dan lahirnya kembali gerakan Komunis. "Kita generasi muda harus mawas diri terhadap perkembangan zaman termasuk paham komunis yang mulai tampak geliatnya secara perlahan melalui simbol-simbol pada fashion atau aksesoris lainnya," ujarnya.

Karena itu, dia menyarankan pemerintah dapat membentuk suatu badan khusus atau satuan tugas guna menangkal gerakan komunis tumbuh kembali di tengah kehidupan masyarakat saat ini. "Kita minta dibentuk Satgas khusus untuk mendeteksi dan menangkal komunisme. SAPMA PP siap sebagai garda terdepan untuk itu," kata Sukma.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement