Jumat 20 May 2016 09:56 WIB

Spirit Nusantara Mengaji untuk Perkuat Aswaja

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar memberikan keterangan kepada media terkait Nusantara Mengaji saat menggelar konferensi pers di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (6/5).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar memberikan keterangan kepada media terkait Nusantara Mengaji saat menggelar konferensi pers di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL— Spirit Gerakan Nusantara Mengaji mengajak umat Islam Indonesia, bahkan dunia untuk merapatkan barisan meneguhkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) sebagai penjaga perdamaian.

Inisiator Nusantara Mengaji, Abdul Muhaimin Iskandar, mengatakan sebagi umat Islam terbesar di dunia, Aswaja mampu menjaga kedamaian.

Indonesia patut bersyukur dikaruniai perdamaian, bebas beribadah, dan tidak mudah terpecah belah. Prestasi ini tak terlepas dari jerih payah para kiai.  

"Inilah yang harus dipertahankan terus menerus. Harus kita syukuri keadaan ini," katanya dalam 'Khaflah Akhirrussanah' atau khataman Alquran menjelang Ramadhan yang digelar di Pondok Pesanteren (Ponpes) Al Fadlu Walfadhilah, Kaliwungu, Kendal, Kamis (19/5) malam.

Cak Imin, begitu akrab disapa menyatakan meskipun demikian masih banyak persoalan bangsa ini yang harus diatasi bersama-sama.

Para menteri mempunyai tugas mensejahterakan masyarakat. "Pekerjaan rumah yang lain masih banyak,” ungkapnya

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB ini. 

Ia menyebut misalnya, kaum santri masih kalah terus dalam berpolitik dan masih berada dalam posisi belum menjadi penentu utama dalam kebijakan.

Belum lagi dalam sektor ekonomi, tutur Cak Imin. Seluruh aset nasional, pemain utamanya adalah hanya sekelompok kecil. Tantangan yang lain dalam bidang pemerintahan dan kenegaraan.

Kendati demikian, ia tetap yakin para santri akan terus menunjukkan optimismenya. Dengan kedalaman ilmu dan mempunyai basis, tidak mustahil para santri akan ke tengah dan memimpin negeri ini.    

Ia menegaskan perjuangan hari ini adalah perjuangan meneruskan cita cita perjuangan keagamaan para ulama.

Perjuangan itu kemudian masuk dalam sendi sendi kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan serta sosial kemasyarakatan. “Perjuangan ini adalah tindak lanjut dari seluruh rangkaian dari perjuangan Aswaja.”

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Ja'far mengatakan, pondok pesantren tidak hanya sebagai tempat pendidikan agama.

Tetapi juga tempat untuk mendidik para santri untuk mencintai Tanah Air dan bangsa. "Contohnya, santri harus menjadi garda terdepan dalam memerangi narkoba. Para santri harus menjauhi narkoba.”

Selain itu, ujar Marwan, akhir-akhir ini muncul gerakan keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran Aswaja. “Namun, gerakan itu jangan dimusuhi. Ajak mereka berdamai,” katanya dan menyerukan mereka yang terlibat gerakan radikalisme kembali ke Aswaja. “Tidak hanya santri tetapi juga jamaah seluruhnya," katanya.     

Hadir dalam acara tersebut Pengasuh Ponpes Al Fadlu Walfadhilah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Abdul Kadir Karding, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri, Menteri Desa Marwan Ja'far dan anggota DPR RI Fadhan Subchi, Alamudin Dimyati Rois, Ketua DPW PKB Jateng M Yusuf Chudlori dan Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement