REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya mengatakan, UKM cloth diapers (popok kain) perlu didukung perkembangannya.
"Dari aspek lingkungan cloth diapers itu bagus. Sebab cloth diapers ramah lingkungan, usai dipakai bayi bisa dicuci untuk dipakai kembali sehingga tidak menimbulkan pencemaran seperti diapers yang sekali pakai langsung dibuang," katanya, Jumat, (20/5).
UKM GG Cloth Diapers ini, terang Bambang, sangat inovatif dengan mengembangkan cloth diapers yang ramah lingkungan karena bisa dipakai ulang. Apalagi cloth diapers produksi GG Cloth Diapers sudah memakai Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pemilik UKM GG Cloth Diapers Indah Sajidin mengatakan, pihaknya mulai memproduksi cloth diapers mulai Maret 2010. Cloth diapers produksinya bisa dipakai untuk bayi dengan berat 3 kg sampai 15 kg.
"Cloth diapers ini bisa dipakai dari bayi baru lahir sampai usia 1,5 tahun tanpa perlu beli baru. Sebab diapersnya bisa dilebarkan atau dikecilkan disesuaikan dengan bentuk tubuh bayi," ujarnya.
Kelebihan penggunaan cloth diapers, terang Indah, antara lain mengurangi resiko ruam popok dan lebih mudah bagi balita untuk toilet training. Sebab dengan cloth diapers bayi masih merasa kalau dia mengompol, berbeda dengan memakai diapers bayi merasa tak mengompol karena air seni langsung terserap.
"Cloth diapers investasi awal memang lebih mahal, satu buah harganya Rp 76 ribu. Sekali beli setidaknya enam buah supaya bisa ganti-ganti dengan mudah, namun selama dua tahun tak perlu beli cloth diapers lagi karena cloth diapers dipakai ulang," katanya.
Cloth diapers, lanjut Indah, penggunaannya setiap empat jam perlu diganti. Ini untuk menjaga kesehatan bayi.
Pemasaran cloth diapers ini sudah di berbagai wilayah di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bogor, Depok, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Yogya, Purwokerto, Salatiga, Klaten, Ngawi. Bahkan sampai Malaysia.