REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Nurani Perempuan Padang, Sumtera Barat, mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya telah menerima sebanyak 43 kasus kekerasan seksual, sejak Januari 2016.
"Jumlah 43 kasus tersebut berasal dari 19 kabupaten/kota di Sumatra Barat, yang kami terima sejak awal 2016," kata Direktur Nurani Perempuan Sumbar, Yefri Heriani di Padang, Kamis (26/5).
Saat ditanyai kelompok umur yang menjadi korban dari jumlah kasus tersebut, ia mengungkapkan sekitar 50 persen di antaranya adalah korban anak. "Untuk korban anak itu pelakunya beragam, ada yang berasal dari anggota keluarga, ada juga yang berasal dari lingkungan luar. Namun hal yang pasti, para pelaku kekerasan selalu orang yang kenal dengan korban, ataupun keluarga korban," tambahnya.
Yefri juga menjelaskan, bahwa laporan tersebut didominasi oleh Kota Padang. Namun ia menepis itu dijadikan indikator lemahnya pengawasan di kota itu. "Kantor Nurani Perempuan kan memang di Padang, jadi mudah diakses oleh masyarakatnya. Kalau dari daerah lain kesulitan dalam akses," lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan munculnya tren baru para pelaku sebelum melakukan aksinya. Yaitu dengan memanfaatkan media sosial. "Mereka yang sudah mempunyai niat tidak baik, kemudian mencari kenalan di media sosial seperti facebook. Setelah itu mengajak kenalan, lalu melanjutkan aksinya," terangnya.
Selain itu, katanya, pelaku dari sejumlah kasus mendekati korban dengan cara memberi hadiah, perhatian, posisi, sesuatu yang berharga. Menurutnya, salah satu faktor kekerasan seksual itu karena minimnya pendidikan seksualitas yang diberikan kepada anak, serta nilai-nilai kebaikan. Salah satunya nilai penghargaan terhadap orang lain.