Selasa 31 May 2016 06:21 WIB

Trisakti Bung Karno Jadi Alat Majukan Tabanan

Bupati Tabanan Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti.
Foto: ist
Bupati Tabanan Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsep Trisakti yang dikemukakan oleh Bung Karno dalam pidato kenegaraan 17 Agustus 1964, mengungkapkan tiga paradigma yang mampu membangkitkan kembali Indonesia menjadi bangsa yang besar secara politik maupun ekonomi. Konsep ini pula yang menjadi acuan jokowi dalam melakukan program Revolusi Mental.

 

Tak hanya Jokowi, konsep yang ditelurkan oleh Founding Father tersebut juga telah menjadi inspirasi dan melekat pada jiwa Bupati Tabanan Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti. Seperti diketahui, tiga konsep trisakti Bung Karno yakni berkedaulatan dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

 

Menurutnya, Bung Karno yang telah berjuang gigih memerdekakan Republik Indonesia ini pasti ada konsep dan ideologi yang ia bawa. Dan konsep Trisakti-lah yang dinilai sangat cocok diterapkan disebuah kenegaraan, karena Trisakti sendiri lahir dari Pancasila.

 

“Dalam menjalankan konsep Trisakti ini tentunya memiliki halangan dan tantangan, tetapi balik lagi bagaimana hati dari pemimpinnya, jika ia sudah memiliki jiwa yang prorakyat, maka konsep Trisakti ini bisa digunakan untuk memajukan Daerah atau Negara yang dipimpinya,” kata Eka usai menghadiri acara di salah satu stasiun televisi di Jakarta, Senin (30/5).

 

Oleh karenanya, bupati perempuan pertama di Bali tersebut selalu berusaha menerapkan konsep Trisakti dalam memajukan daerahnya dari tahun ke tahun. Misalnya saja, dalam hal berdaulat dalam Politik, Eka memiliki konsep yang menarik, yaitu menurutnya, pemerintah memiliki posisi untuk menjadi pelayan masyarakat, di mana masyarakat harus menjadi prioritas dalam setiap pengambilan kebijakan, bukan kepentingan golongan maupun kepentingan politis.

 

“Dalam membuat setiap kebijakan di daerah saya, dua hal yang menjadi pertimbangan saya, Tuhan dan Rakyat, jika tuhan sudah meridhoi, dan rakyat pun senang, ya kita jalankan,” ungkap dia.

 

Kemudian berdikari dalam ekonomi. Eka pun sangat pro dengan rakyat kecil, yang notabene masyarakatnya memiliki profesi sebagai petani, maka ia pun sangat memperhatikan permasalahan kesejahteraan petani. Berbagai hal telah dilaklukan oleh Eka, seperti melakukan pembinaan kepada para petani, memberikan pelatihan mengenai kemandirian ekonomi, serta mendorong Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

 

“Saya sangat peduli dalam hal memajukan pertanian, petani di Tabanan harus sejahtera. Untuk itu, berbagai hal telah kita coba lakukan, seperti selalu membeli hasil tani mereka, dan membuat peraturan daerah supaya berpihak kepada petani, karena jika petani sudah sejahtera, masyarakat Tabanan pun akan ikut sejahtera,” ujar Eka.

Dan yang terakhir adalah berkepribadian dalam kebudayaan. Karena menurutnya Kebudayaan merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan. Oleh karenanya, ia tidak pernah lupa untuk terus melestarikan budaya serta terus menggali budaya lokal yang ada di Kabupaten Tabanan.

 

“Dalam ulang Tahun Kabupaten Tabanan kita selalu mengadakan festival kesenian dan budaya seperti festival layang-layang, festival tanah lot, dan tanggal 5 Juni nanti kita akan mengadakan festival Ulundanu Bedugul yang juga akan diramaikan dengan tarian-tarian, pesta kuliner serta pameran cenderamata,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement