REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merevitalisasi Pasar Cinde yang terletak di jalan Jendral Sudirman mulai mendapat respon dari civitas akademika Universitas Sriwijaya (Unsri). Pada “Dialog Arsitektur” yang diselenggarakan mahasiswa Teknik Arsitektur Unsri, Jumat (3/6) yang berlangsung di Pondok Bambu Jurusan Teknik Aristektur, civitas akademika menyesalkan rencana //build, operate and transfer// (BOT) yang akan menghilangkan bangunan Pasar Cinde secara keseluruhan.
Padahal, bangunan pasar itu sangat pantas dinyatakan sebagai cagar budaya daerah Sumsel. Pada dialog yang dihadiri Ketua Jurusan Teknik Arsitektur Unsri Ari Siswanto, seorang staf pengajar Tutur Lustyowati mengatakan, “Rencana pemerintah merevitalisasi Pasar Cinde sebenarnya baik, terutama dari segi pembangunan dan ekonomi daerah. Hanya sayangnya, sistem yang diterapkan dipastikan akan menghilangkan bangunan Pasar Cinde secara keseluruhan.”
Menurut Pasar Cinde yang yang dibangun 1958 memiliki nilai cagar budaya yang seharusnya segera ditetapkan oleh pemerintah sebagai kekayaan sejarah atau melaksanakan pembangunan yang melestarikan sisi nilai sejarah tersebut.
Pasar Cinde merupakan karya arsitek Herman Thomas Karsten (1884-1945). Pasar ini memiliki kembaran yaitu Pasar Johar di Semarang yang juga karya Herman Thomas Karsten.