REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi 34 titik panas yang mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau, Rabu (8/6).
"Berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pukul 06.00 WIB hari ini terpantau 34 titik panas yang tersebar di delapan kabupaten di Riau," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru.
Ia menjelaskan seluruh titik panas atau "Hot spot" tersebut terpantau di Pelalawan 12 titik, Indragiri Hilir dan Siak masing-masing 6 titik. Selanjutnya titik panas lainnya menyebar di Kampar 3 titik, Bengkalis, Indragiri Hulu dan Meranti masing-masing 2 titik.
Keberadaan titik panas hari ini merupakan yang terbanyak dalam dua hari terakhir. Sebelumnya pada Selasa lalu (7/6) keberadaan titik panas pada pagi hari terpantau sebanyal 8 titik. Kemudian, melonjak tajam pada sore hari yang mencapai 33 titik.
Namun begitu, dari sejumlah titik panas yang terpantau, sangat sedikit yang dipastikan sebagai titik api atau menjadi indikasi kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.
Sementara itu, kondisi temperatur di wilayah Pekanbaru terpantau cukup panas antara 33-35,5 C. Meski pun cukup panas, BMKG Pekanbaru menyatakan secara umum cuaca di wilayah Riau berpotensi hujan ringan hingga sedang tidak merata berpeluang terjadi di wilayah Riau bagian Utara, Tengah dan Timur pada sore dan malam hari.
Komandan Resor Militer 031/WB Brigjen TNI Nurendi yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas Karlahut menyatakan Pemerintah Provinsi Riau sepakat menetapkan untuk memperpanjang status siaga darurat Karlahut yang berakhir hari ini hingga 30 November 2016 mendatang.
Ia menjelaskan bahwa penetapan status siaga selama lima bulan tersebut tidak berarti tidak mampu menangani bencana kebakaran melainkan meningkatkan upaya preventif yang telah dilakukan sejak awal 2016 lalu. "Status siaga darurat ditetapkan sebagai upaya preventif yang kami lakukan sejak awal terus maksimal," katanya.