REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- PBB telah secara signifikan merevisi jumlah warga sipil yang diyakini masih berada di Fallujah, Irak. Pernyataan ini mengklarifikasi perkiraan PBB sebelumnya yang menyatakan ada 50 ribu warga sipil di Fallujah.
Dalam sebuah wawancara telepon dengan Reuters di Baghdad, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Irak Lise Grande mengatakan pada Rabu (8/6) warga sipil bisa menghadapi situasi mengerikan di Fallujah. Menurutnya, selama ini dunia telah meremehkan jumlah warga sipil di kota yang dikuasai kelompok Negara Islam Irak dan Suriah tersebut.
"Orang-orang yang datang bisa memberi kami perkiraan tentang kemungkinan adanya 80 hingga 90 ribu warga sipil yang berada di dalam," ujarnya.
Ribuan warga sipil terjebak dalam baku tembak di dalam dan sekitar Fallujah, saat pasukan pemerintah dan milisi sekutu berusaha merebut kembali kota. Grande mengatakan lebih dari 20 ribu orang telah berhasil melarikan diri dari kota dalam kondisi yang sangat sulit. Mereka berjalan berhari-hari dan menghadapi serangan ISIS untuk menjangkau wilayah yang dikuasai pemerintah.
"Sebagian dari mereka sayangnya tidak berhasil. Kita tahu lebih dari 10 orang telah tenggelam ketika mereka mencoba menyeberangi sungai," katanya.
Warga yang melarikan diri umumnya menggunakan apa pun yang mengapung untuk membantu mereka menyeberangi Efrat, yang lebarnya sekitar 250 sampai 300 meter pada titik persimpangan di lahan pertanian di selatan kota.
Kelompok bantuan internasional juga mengatakan kepada Aljazirah, warga sipil yang melarikan dirii dar Fallujah ditembaki militan ISIS. Direktur Dewan Pengungsi Norwegia Nasr Muflahi mengonfirmasi beberapa insiden tersebut berdasarkan kesaksian dari warga sipil yang langsung menjadi target ISIS.