Ahad 12 Jun 2016 10:06 WIB

Pengamat: ‎PDIP-Ahok Punya Keinginan Bersatu Kembali dalam Pilgub DKI

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) menyapa wartawan ketika berjalan menuju ke pesawat kepresidenan di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (28/7).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) menyapa wartawan ketika berjalan menuju ke pesawat kepresidenan di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini PDI Perjuangan mengeluarkan beberapa syarat terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Apabila syarat-syarat itu dipenuhi, maka Ahok mampu mendapatkan dukungan dari partai berlambang kepala banteng tersebut.

Direktur Eksekutif dari Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan sebenarnya PDIP mau merapat ke Ahok dalam ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Namun partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini memperlihatkan gengsi yang terlalu besar.

"Supaya enggak terlihat malu, seolah-olah dibuatlah Ahok yang datang ke mereka," kata Ray kepada Republika.co.id, baru-baru ini.

Ray melihat, baik PDIP maupun Ahok memiliki keinginan kuat untuk bersatu kembali dalam memperebutkan kursi nomor 1 DKI. Namun agar keduanya merasa nyaman dan tidak malu, maka dibuatkan skenario supaya keduanya terlihat saling membutuhkan, tidak hanya satu pihak saja.

Tetapi, kata Ray, hal ini harus dicermati lagi lebih mendalam. Bisa jadi ini merupakan taktik PDIP yang hendak menyingkirkan pandangan negatif kelompok 'Ahokers' (pendukung Ahok) terhadap partai itu. Pasalnya 25 persen pendukung Ahok berangkat dari PDIP.

PDIP seolah berupaya mendekat dan memberi kesempatan Ahok untuk masuk ke PDIP. Namun seandainya Ahok tetap kukuh memilih jalur independen, maka masyarakat pendukung Ahok tidak akan menyalahkan PDIP.

"Masyarakat akan berpikir, apabila PDIP mencalonkan orang lain bukan karena mereka tidak suka Ahok melainkan Ahok-lah yang menutup kemungkinan," ujar Ray.

Dengan begini, 25 persen kader PDIP yang mendukung Ahok tidak akan meninggalkan partai dan akan terus setia pada partai hingga ajang Pemilihan Presiden 2019.

Apabila PDIP harus 'berhadap-hadapan' dengan Ahok, maka bukan tidak mungkin kelompok yang 25 persen itu akan meninggalkan PDIP di Pilpres mendatang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Ahmad Basarah mengatakan ada beberapa hal yang harus dilakukan jika Ahok ingin mendapat dukungan partai berlambang kepala banteng tersebut.

Pertama, menyatakan lebih dahulu ‘taubat politik’ dari pilihan jalan perseorangan atau individualisme kembali kepada jalan gotong royong atau kepartaian. Kedua, Ahok harus mendaftar secara resmi sebagai calon gubernur (cagub) lewat PDIP dan mengikuti tahapan-tahapan yang yang telah digariskan oleh PDIP.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement