REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pengujian tiga satelit mini telah dimulai di fasilitas Mt Stromlo Universitas Nasional Australia (ANU), untuk memastikan ketiganya siap menjadi bagian dari proyek luar angkasa internasional akhir tahun ini.
Satelit mini bernama CubeSats ini berukuran 10 cm di setiap sisi dan merupakan produk kolaborasi antara Universitas Sydney, ANU, Universitas Australia Selatan, Universitas Adelaide dan Universitas New South Wales.
Tiga satelit itu merupakan bagian dari 50 armada yang semuanya akan diluncurkan ke luar angkasa sebagai bagian dari proyek QB50 milik Uni Eropa. Sebelum diluncurkan, CubeSats harus menjalani pengujian yang ketat untuk memastikan memenuhi syarat dikirim ke luar angkasa.
"Pengujian akan berlangsung pada hari atau minggu berikutnya atau sekitaran itu. Di sini, kami akan mensimulasikan kondisi yang harus dihadapi satelit di orbit dan juga getaran hebat yang akan mereka alami ketika lepas landas untuk masuk orbit. Dengan melakukan itu kami tahu mereka harus mampu bertahan ketika mereka diluncurkan hingga ke stasiun luar angkasa," kata Direktur Riset Fakultas Astronomi dan Astrofisika di ANU, Profesor Matthew Colless.
Satelit akan pulang dengan data yang kaya
Profesor Matthew mengatakan, masing-masing dari 50 CubeSats dirancang untuk memberikan informasi yang berbeda, mulai dari keberhasilan teknologi ini hingga pengetahuan tentang atmosfer.
"Satelit ini akan kembali kepada kami dengan kekayaan data tentang teknologi, ilmu pengetahuan, dan itu akan memberikan masyarakat banyak pengalaman dalam menjalankan misi seperti ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, "Misalnya, mempelajari atmosfer begitu sangat penting karena kami bisa memprediksi lokasi orbit satelit dengan lebih baik. Itu menjadi lebih penting lagi mengingat luar angkasa semakin ramai dan satelit perlu tahu persis di mana mereka berada sehingga mereka bisa menghindari satu sama lain."
Profesor Matthew juga mengatakan, penelitian ini bisa membantu satelit untuk menghindari berada di dekat 170 juta keping sampah antariksa dengan lebih baik. "Mereka [CubeSats] sebenarnya mulai menguji teknologi, yang berarti...bahwa dalam pengiriman armada di masa depan, konstelasi satelit kecil ini bisa terus memantau Bumi, mengambil gambar Bumi secara lebih teratur ketimbang yang dilakukan satelit saat ini, jadi kami bisa melacak perubahan di Bumi secara aktual," terang Prof Matthew Colless.
Ia menyambung, "Ini bisa digunakan untuk melacak jalannya kebakaran di saat api menyambar dengan sangat cepat karena banyak satelit kecil yang melintas di atas, masing-masing mengambil gambar dan mengunduhnya untuk pasukan pemadam kebakaran di Bumi.”
"Ada banyak aplikasi dari satelit mini ini yang sedang diuji," imbuhnya.
Pada akhirnya, Profesor Matthew mengatakan, harapannya adalah bahwa CubeSats akan bisa memberikan informasi aktual tentang bencana alam dan peristiwa cuaca lainnya.