REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencalonkan Komjen M. Tito Karnavian sebagai satu-satunya calon kepala Polri. Surat Presiden sudah sampai di tangan Ketua DPR Ade Komaruddin, Rabu (15/6).
Pencalonan alumnus Akpol 1987 terbaik tersebut, yang kini menjabat kepala Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) seakan menjadi jawaban Presiden Jokowi atas spekulasi munculnya nama-nama perwira tinggi Polri. Tito akan menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun bulan depan.
Pengamat kepolisian Alfons Loemau menyatakan, pencalonan Komjen Tito Karnavian sebagai calon kepala Polri sudah tepat. Mantan kepala Polda Metro Jaya itu sudah teruji di medan penugasan yang berat dan pernah menjabat sebagai kepala Polda Papua. Alfons yakin, Presiden Jokowi pasti sudah mempertimbangkan banyak aspek, untuk memilih Tito.
"Saya tekankan, Presiden mempunyai hak prerogratif untuk menentukan siapa calon kepala Polri yang baru. Pasti sebelumnya sudah banyak pertimbangan yang diambil sehingga muncul nama Tito Karnavian," katanya.
Menurut Alfons, tantang keamanan dalam negeri yang menjadi tugas Polri cukup berat. Pengamanan pilkada serentak 2017, menjadi tugas utama Tito yang lama bergelut di bidang terorisme itu. "Beliau sudah kaya akan pengalaman, pernah menjabat sebagai kapolda Papua, kapolda Metro Jaya, serta penangkapan doktor Azhari di Malang. Semenjak itu kariernya langsung melejit," ucapnya.
Alfons menjelaskan, Tito juga memiliki keunggulan di bidang akseptabilitas yang baik di internal perwira tinggi di Mabes Polri. "Untuk semua jenderal bintang tiga, semuanya mempunyai kapasitas yang mumpuni, saya yakin mereka akan menerima apabila Tito Karnavian menjadi kapolri," ujarnya.