REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Apakah arti anak cucu keturunan bagi seorang Muslim? “Anak cucu keturunan adalah permata paling berharga bagi seorang Muslim, yang menjadi wasilah baginya untuk menjadi ahli surga,” kata Pimpinan Majelis Az-Zikra Bogor, Ustadz Muhammad Arifin Ilham dalam broad cast-nya yang dikirimkan kepada Republika, Ahad (19/6).
Ustadz Arifin lalu menyitir salah satu doa yang diajarkan Allah SWT di dalam Alquran Surah Al-Furqan ayat 4 yang artinya, “Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami pasangan dan keturunan yang menjadi cahaya mata dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
Arifin menjelaskan lebih detil, betapa besar arti kehadiran anak cucu keturunan bagi seorang Muslim. Karena itu, setiap Muslim berkewajiban mendidik anak-anak mereka agar menjadi orang-orang yang saleh.
“Bagi seorang Muslim, memiliki anak yang saleh merupakan harapan, impian dan cita-cita terindah dalam hidup. Sekaligus sebagai penenang jiwa, pelipur lara dan pelepas duka. Sangat membahagiakan bersama mereka,” ujarnya.
Arifin menambahkan, anak yang saleh lebih mahal dari dunia dengan segala isinya. Anak adalah perekat cinta kasih sayang orang tua, suami istri. Kehadiran anak membangkitkan semangat ikhtiar dan mendorong orang tua mencari rizki halal untuk keberkahan mereka.
“Sungguh indah, kehadiran anak membuat orang tua takut maksiyat. Anak akan menjadi penolong saat kita wafat nanti karena kesalehannya,” tutur Arifin.
Namun, kata Arifin, tentu saja orang tua punya kewajiban terhadap anak-anaknya, agar anak-anaknya menjadi orang saleh dan permata paling berharga baginya.
“Anak adalah amanah Allah. Orang tua wajib menanamkan diinul Islam kepada anak-anaknya. Haram, dosa besar tanpa mengenalkannya dengan Islam. Orang tua wajib mendampingi anak-anaknya agar selamat dari fitnah maksiyat,” papar Arifin.
Arifin menambahkan, orang tua harus mengajarkan akidah, ibadah dan akhlak kepada anak sejak dini. “Bukan saja bekal duniawi yang harus disiapkan untuk anak, akan tetapi yang sangat utama adalah bekal di akhirat nanti. Orang tua harus mempersiapkan anak-anaknya agar menjadi generasi Robbani,” ujarnya.
Arifin menegaskan, orang tua harus menjadi teladan terbaik bagi anak-anaknya. “Orang tua harus berjuang agar menjadi kebanggaan dunia akhirat bagi anak-anaknya,” tuturnya.
Arifin menegaskan, salah satu hal yang sangat penting dalam mendidik anak-anak agar menjadi hamba-hamba Allah yang saleh adalah menciptakan suasana Islami dalam rumah.
“Rumah harus dijadikan madrasah, orang tua gurunya, dan anak anak muridnya. Rumah menjadi mushalla. Terdengar suara mengaji di setiap kamar rumah, dan shalat-shalat sunnah dinikmati bersama keluarga di dalam rumah. Rumah yang demikian seperti miniatur surga karena semua anggota keluarga hidup dalam kesenangan taat kepada Allah,” paparnya.
Tidak kalah pentingnya, kata Arifin, orang tua perlu setiap hari sesering mungkin mendoakan kebaikan untuk anak-anaknya.
“Doakanlah anak cucu keturunan kita setiap hari, bahkan setiap saat, terutama selepas shalat fardhu maupun shalat sunnah, saat berpuasa dan setelah membaca Alquran. Semoga anak cucu keturunan kita menjadi hamba-hamba Allah yang takwa kepada-Nya,” ujar Ustadz Muhammad Arifin Ilham.