REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Ketinggian air di Sungai Bengawan Solo merangkak naik. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro pun memberlakukan siaga banjir untuk menghadapi naiknya ketinggian air Bengawan Solo dengan ketinggian 13,05 meter (Siaga I) Senin (20/6) pukul 12.00 WIB.
"Sesuai data yang masuk, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro masih akan merangkak naik," kata Sekretaris UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Taufik, di Bojonegoro, Senin.
Hanya saja, menurut dia, ada kecenderungan naiknya ketinggian air Bengawan Solo di daerah setempat tidak terlalu tajam, karena pengaruh banjir di daerah hulu Jawa Tengah sudah berkurang. "Kenaikan air Bengawan Solo di Bojonegoro sangat dipengaruhi air dari Kali Madiun Ponorogo, dan sekitarnya," jelas dia.
Data di UPT bahwa ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota dalam waktu bersamaan cenderung stabil dengan ketinggian 26,35 meter. Ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko yang masih di bawah siaga banjir itu, stabil dalam beberapa jam.
"Ketinggian air Bengawan Solo di Jurug Solo, Jawa Tengah, sejak sehari lalu sudah mulai menurun," jelas Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro Sukirno.
Menurut dia, banjir luapan Bengawan Solo dari daerah hulu Jawa Tengah, yang sekarang terjadi hanya meningkatkan ketinggian air sungai terpanjang di Jawa di daerahnya. "Ketinggian air Bengawan Solo yang masuk siaga I tidak meluap mengenangi pemukiman warga," ucapnya.
Meski demikian, katanya, Tim SAR tetap bersiaga dalam menghadapi ancaman luapan Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur. "Tim SAR sudah kita siagakan, untuk mengantisipasi kalau sewaktu-waktu terjadi bencana akan langsung dikerahkan," ucapnya menegaskan.