REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menggambarkan rudal balistik terbaru yang diluncurkan Korea Utara sebagai tindakan kurang ajar dan tidak bertanggung jawab. Pernyataan tersebut disampaikan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang masalah Korut, Rabu (22/6).
Korut atau Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) meluncurkan sebua rudal jarak menengah pada Rabu. Rudal melesat pada ketinggian ke arah Jepang sebelum terjun ke laut sekitar dua jam setelah tes serupa gagal.
"Pengejaran senjata nuklir dan rudal balistik oleh DPRK hanya akan melemahkan keamanan dan gagal meningkatkan kehidupan warganya," kata juru bicara Ban, Farhan Haq.
Haq menambahkan, peluncuran tersebut bertentangan dengan kehendak bulat masyarakat internasioal. Itu artinya Korut bertindak kurang ajar dan tidak bertanggung jawab.
Duta Besar Prancis untuk PBB Francois Delattre mengatakan, peluncuran rudal merupakan pelanggaran yang tidak dapat diterima. Sebuah pertemuan dewan diminta oleh Amerika Serikat dan Jepang guna membahas peluncuran rudal Korut.
"Kami ingin reaksi cepat dan tegas dari Dewan Keamanan pada hal ini," kata Delattre.
Uji coba ini adalah yang terbaru dalam serangkaian demonstrasi kekuatan militer dimulai pada Januari. Awal tahun ini Korut melakukan uji coba keempat dan peluncuran roket jarak jauh pada Februari.
Korut telah berada di bawah sanksi PBB sejak 2006. Pada Maret, Dewan Keamanan menjatuhkan sanksi baru yang keras pada negara isolasi tersebut.