REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demi memaksimalkan proses editing film Rudy Habibie (Habibie Ainun 2), sutradara Hanung Bramantyo bersama sejumlah kru terbang ke Hollywood untuk melakukan proses sound mixing. Keberangkatan mereka dilakukan sekitar dua minggu sebelum peluncuran film tersebut ke layar lebar.
“Biasanya film Indonesia sound-nya enggak jelas dan enggak jernih, di sini kita tidak tanggung-tanggung sampai pergi ke Hollywood demi sound yang jernih,” jelas Produser film Rudy Habibie, Manoj Punjabi, saat ditemui di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6).
Menurut Manoj, film-film Indonesia kerap melakukan sound mixing di Bangkok. Namun hasilnya masih selalu kurang maksimal. Ia lalu bekerja sama dengan Christopher Sinclair David, seorang penata suara asal Los Angeles yang telah banyak melakukan sound mixing untuk film-film Hollywood.
“Chris David memiliki track record yang luar biasa sebagai nominator piala Oscar. Film-filmnya yaitu London Has Fallen dan The Expandables,” ungkap Manoj.
Sound mixing film Rudy Habibie yang dilakukan di studio Wildfire Sonic Magic, Hollywood, Amerika Serikat, merupakan sound mixing pertama kali yang dilakukan di Hollywood untuk film Indonesia. Manoj juga membawa serta dua orang penata suara dari Indonesia, yaitu Satrio Budiono, dan Hikmawan Santosa.
Dia mengakui dengan proses pengambilan gambar dan editing yang maksimal, Rudy Habibie menjadi film garapan MD Pictures termahal yang pernah dibuat. Meski demikian ia yakin film ini akan meraih 10 juta penonton seperti yang telah ia targetkan. “Kami ingin film yang terbaik, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada industri film Indonesia,” jelasnya.