REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meminta Komisi Disiplin ISC 2016 memberikan sanksi tegas kepada bukan hanya kepada Persija Jakarta dan para suporternya, yakni the Jakmania. Sanksi tegas juga harus diberikan kepada para suporter dan klub-klub yang terlibat di semua kerusuhan selama gelaran bikinan PT GTS tersebut.
Menpora Imam Nahrawi mengatakan, peristiwa 24 Juni yang berujung pada tawuran antara Jakmania versus Kepolisian merupakan gong dari rangkaian kisruh sepak bola nasional. Dalam catatan Imam, kerusuhan itu bukan sekali terjadi. Sepanjang Mei, di gelaran kompetisi serupa tercatat ada tiga peristiwa mengerikan terkait suporter sepak bola.
Bahkan dikatakan Imam, sudah dua suporter tewas dan puluhan luka berat. "Kami (pemerintah) meminta PT GTS selaku penyelenggara untuk menyelesaikan dampak keributan dalam pertandingan selama gelaran ISC berlangsung," kata Imam dalam konfrensi persnya di Kemenpora, Jakarta, Senin (27/6).
Masih menurut Imam, keributan antara Jakmania dan Kepolisian pada akhir Mei lalu menewaskan satu suporter klub ibu kota bernama Muhammad Fahreza. Peristiwa nahas itu menyusul tewasnya suporter PSS Sleman saat konvoi kemenangan di Jogjakarta.
Masih di bulan yang sama, aksi suporter militer dari PS TNI terhadap suporter sipil Gresik United juga memakan korban puluhan luka berat.
Menurut Imam, Komisi Disiplin ISC harus melihat semua rangkaian peristiwa itu sebagai cacat penyelenggaraan yang harus diperbaiki. Dia menegaskan, agar catatan-catatan buruk itu, menjadi pekerjaan rumah bagi PT GTS selaku penyelenggara ISC untuk memperbaiki sistem keamanan kompetisi selama gelaran ISC berlangsung.