Selasa 28 Jun 2016 03:17 WIB

BBPOM: Padang Aman dari Vaksin Palsu

Vaksin palsu (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Vaksin palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Padang, Sumatera Barat menyatakan sampai hari ini daerah setempat masih aman dari peredaran vaksin palsu.

"Terkait maraknya berita vaksin palsu yang beredar di Jakarta sejak Kamis (23/6), kami telah memeriksa rumah sakit dan klinik di Kota Padang," kata Kepala Balai Besar POM Sumbar, Zulhendri di Padang, Senin.

Ia menambahkan sampai hari ini BPOM terus memeriksa rumah sakit dan klinik di Kota Padang, namun belum menemukan vaksin palsu. "Kami akan terus memeriksa ke rumah sakit dan klinik sampai ke tingkat Provinsi Sumbar hingga kondisi benar-benar aman," ujarnya.

Zulhendri mengatakan untuk memastikan asli atau palsunya sebuah vaksin, BBPOM menanyakan pembuat dan distributor asal vaksin tersebut kepada pihak rumah sakit dan klinik.

Ia menjelaskan apabila pembuat dan distributor vaksin itu adalah PT maka vaksin tersebut asli dan kalau hanya sebuah CV atau yang lain maka dapat diduga vaksin tersebut palsu sehingga harus dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan.

"Kami juga memeriksa nomor kemasan vaksin, apabila nomor kemasannya tidak benar maka vaksin tersebut dapat dicurigai palsu," katanya.

BBPOM juga memeriksa faktur pembelian vaksin, apabila fakturnya resmi maka vaksin tersebut asli sedangkan kalau fakturnya hanya kertas biasa saja maka dapat diduga vaksin tersebut palsu.

Ia mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan berita vaksin palsu yang beredar belakangan ini karena BPOM akan terus melakukan pemeriksaan di rumah sakit dan klinik sampai badan pengawasan tersebut memastikan Sumbar aman dari vaksin palsu.

Sebelumnya Penyidik Bareskrim Polri menangkap lima tersangka dalam kasus praktik peredaran vaksin palsu untuk bayi di Komplek Puri Bintaro Hijau, Pondok Aren, Tangerang.

Lima orang yang ditangkap tersebut terdiri dari pemilik apotek, pembuat, pengemas barang, dan distributor.

Pengungkapan kasus tersebut berawal dari penggerebekan sebuah apotek di Kramat Jati, Jakarta Timur pada Selasa (21/6).

Salah seorang warga Pesisir Selatan yang memiliki anak yang berumur satu setengah tahun, Didi (30), mengatakan temuan tentang vaksin palsu yang ditemukan oleh polisi beberapa waktu lalu harus ditindaklanjuti agar memberikan rasa aman kepada masyarakat. "Saya sebagai orang tua merasa khawatir namun kita sebagai masyarakat hanya berharap agar BPOM bertindak cepat sehingga tidak ada korban dan masyarakat merasa amal," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement