Rabu 29 Jun 2016 12:34 WIB

Tak Ada Korban WNI dalam Serangan Bom Turki

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Polisi menjaga Bandara Ataturk Airport di Istanbul, Rabu (29), usai serangan ledakan bom bunuh diri.
Foto: AP/Emrah Gurel
Polisi menjaga Bandara Ataturk Airport di Istanbul, Rabu (29), usai serangan ledakan bom bunuh diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan bom yang terjadi di Istanbul, Turki pada Selasa (28/6) malam waktu setempat. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, sejak peristiwa pengeboman tersebut, Kemenlu terus melakukan kontak dengan KBRI Ankara dan konsulat jenderal RI di Istanbul. Hingga saat ini tidak ada laporan korban dari Warga Negara Indonesia (WNI).

"Berdasarkan informasi yang kita peroleh dari kedua perwakilan kita tersebut, sampai saat ini tidak terdapat WNI yang menjadi korban," ucap Retno di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (29/6).

Baca: Korban Bom Bandara Turki Bertambah 36 Jiwa

Sesaat setelah pengeboman terjadi, sambung dia, wakil KJRI Istanbul langsung melakukan penyisiran ke sejumlah rumah sakit dan berkoordinasi dengan otoritas keamanan setempat untuk mencari tahu kemungkinan adanya korban dari pihak Indonesia.

Berdasarkan catatan Kementerian Luar Negeri, terdapat 728 WNI di Turki, 310 orang di antaranya adalah mahasiswa. Menlu mengimbau seluruh warga Indonesia di Turki untuk lebih waspada dan menghindari tempat-tempat keramaian yang berpotensi menjadi target pengeboman selanjutnya. Pemerintah juga mengingatkan WNI untuk mematuhi aturan yang disampaikan otoritas keamanan setempat.

"Jadi sampai sekarang teman-teman di KJRI Istanbul masih bekerja. Nomor hotline di KJRI Istanbul yang dapat dihubungi yakni +905319831534," tutur Menlu.

Seperti diketahui, Bandara Internasional Attaturk di Istanbul, Turki mendapat serangan bom pada Selasa (28/6) malam. Bom menyebabkan sedikitnya 36 orang meninggal dunia dan 147 orang menderita luka-luka.

Baca juga,  Bandara Turki Diguncang Bom.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement