REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Brigjen Polisi Eutachius Widyo Sunarya mengatakan pihaknya tetap mewaspadai semua wilayah di NTT sebagai sasaran tempat latihan kelompok radikal.
"Kita selalu waspada terhadap kelompok-kelompok radikal yang akan menjadikan NTT sebagai sasaran tempat basis latihan," katanya di Kupang, Jumat (1/7).
Menurut dia, kewaspadaan tetap ditingkatkan karena NTT merupakan provinsi yang luas dan terdiri atas pulau-pulau tersebar hingga ke pelosok yang sulit terjangkau. "Banyak wilayah hutan pedalaman di pulau-pulau yang bisa saja digunakan oleh kelompok radikal sebagai basis latihan karena dengan begitu mereka akan sulit terpantau," katanya.
Ia mencontohkan di daerah Manggarai Barat yang sempat menjadi tempat latihan kelompok radikal. Namun, ketika terdeteksi, kelompok tersebut sudah melarikan diri. Menurut dia, NTT rentan dimasuki kelompok radikal karena wilayah provinsi yang luas sehingga memungkinkan kelompok tersebut bisa masuk melalui jalur-jalur laut, darat, dan udara.
"Sekarang NTT tampak masih aman dari ancaman terorisme. Namun, aman bukan berarti tidak ada teroris sehingga kewaspadaan harus terus-menerus diutamakan" katanya.
Menurut Brigjen Pol. Eutachius Widyo, pendeteksian terhadap ancaman terorisme juga membutuhkan partisipasi dari masyarakat untuk selalu mengidentifikasi setiap orang-orang asing yang datang ke daerah. "Jika ada orang asing dengan aktivitas yang mencurigakan, masyarakat bisa langsung melapor ke kepolisian di daerah-daerah," katanya.
Menurut dia, gejolak ancaman kelompok teroris di negara Timur Tengah tidak boleh dianggap remeh karena dari informasi yang dia terima, pergerakan para kelompok teroris sudah menyebar ke berabagai daerah, bahkan sampai ke Indonesia. "Sangat mungkin kelompok tersebut juga menyebar sampai ke wilayah NTT sehingga perlu dilakukan pendeteksian dini untuk mencegah menyebarnya aksi teror," kata dia.