REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat pada tanggal 26 Ramadhan 1437 H atau 01 Juli 2016 M, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI MPO) membentuk Pusat Kajian Israel dan Palestina (Puskaspina).
Pembentukan lembaga tersebut sekaligus dalam rangka memperingati hari Al-Quds sedunia, yang diperingati setiap jum’at akhir ramadhan.
Ketua Umum PB HMI, Muhammad Fauzi mengatakan, tujuan utama dari pembentukan Puskaspina adalah untuk memahami pemikiran dan kebijakan Israel terhadap Palestina, sekaligus mendorong kemerdekaan penuh Palestina.
“Puskaspina ini dibentuk untuk melakukan kajian atas pemikiran, aksi dan kebijakan Israel terhadap rakyat Palestina”. Ungkap Fauzi
Fauzi juga menambahkan, “Selain itu untuk mendorong proses kemerdekaan Palestina sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat”.
Maka dari itu menurut Fauzi, Saluran komunikasi harus dibuka untuk semua pihak, baik akademisi, pembuat kebijakan, dan bahkan organisasi akar rumput serta aktivis untuk ikut menyampaikan pandangan-pandangan mereka dalam memberikan solusi kemerdekaan rakyat Palestina.
“Kehadiran Puskaspina sebagai lembaga think tank PB HMI, juga bermaksud menjelaskan kompleksitas hubungan Israel dan Palestina” Jelas Fauzi
PUSKASPINA berada dibawah naungan Komisi Hubungan Internasional (HI) PB HMI, Ruslan Arief BM selaku Ketua Komisi HI sekaligus menjadi Direktur Puskaspina dan Zaenal Abidin Riam sebagai Wakil Direktur.
Ruslan menjelaskan Puskaspina memiliki tiga misi utama yaitu Pertama, mempromosikan pemahaman yang lebih baik dan utuh tentang krisis Israel dan Palestina. Kedua, menyediakan platform bagi kemerdekaan Rakyat Palestina, Akademisi , Tokoh masyarakat , Wartawan dan Pakar lainnya untuk ambil bagian dalam perdebatan yang sedang berlangsung. Ketiga, menginformasikan dan menjelaskan serta meningkatkan kesadaran publik tentang isus-isu penting terkait konflik Israel dan Palestina, Serta dampaknya terhadap rakyat Palestina sendiri.
Hal senada disampaikan Wakil Direktur Puskaspina, Zaenal Abidin Riam, “masalah Israel dan Palestina harus dipahami dengan tuntas, hal tersebut membutuhkan analisis akademik mendalam” pungkas Enal.
Sebagai sebuah lembaga kajian, Puskaspina menyediakan materi latar belakang dan analisis mendalam dari berbagai aspek konflik, sehingga membantu untuk menjelaskan isu-isu Israel dan Palestina serta hubungan keduanya secara kompleks Melalui jurnal, website dan buletin, serta program round table dan acara-acara publik yang akan diselenggarakan terkait resolusi bagi kemerdekaan Rakyat Palestina.