REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Sebuah program tinju dan beladiri yang sebelumnya membantu anak-anak aborigin untuk tidak menjadi kriminal di Queensland Utara diusulkan untuk diujicobakan di kamp pengungsi Suriah.
Program bernama The Streets Movement dimulai di Cairns, sekitar 1.681 km dari ibu kota Queensland, Brisbane, adalah inisiatif Jesse Martin yang membawa peralatan gym yang bisa digelar dengan mudah ke berbagai tempat di kawasan tersebut setiap pekan.
Dalam setahun terakhir, Martin sudah melatih lebih dari 10 ribu anak-anak. Mereka belajar teknik bertinju dan dilatih untuk bertanding dalam adu tinju yang diawasi.
"Beberapa anak memerlukan ini, karena mereka tidak lagi memiliki rumah, dan yang lain untuk pengisi kegiatan di sore hari. Kami menyebuttnya inisiatif gym gerilya, dan pada dasarnya adalah kami kembali ke jalan-jalan. Sama seperti pejuang gerilya, yang bisa bergerak kemana saja di komunitas, seperti itu juga kami, bisa memberikan sesuatu kepada masyarakat," kata Martin.
Program ini sukses dan Martin mengatakan dia sudah berbicara dengan badan bantuan internasional untuk membawa program ini ke Timur Tengah.
"Kami akan melakukan perjalanan ke Yordania beberapa bulan mendatang untuk melihat apa yang bisa kami pelajari dan apa yang bisa kami tawarkan. Khususnya dengan konflik di Suriah, mudah-mudahan kami bisa melakukan uji coba dan membuat program di kamp pengungsi di sana," lanjut Martin.
Salah seorang pelatih Michael Saramin mengatakan program ini berhasil karena melibatkan aktivitas fisik.
"Saya kira tinju adalah kegiatan untuk membangun karakter. Ini membantu anda membangun kepercayaan diri. Juga membantu anda membangun semangat dan motivasi untuk melakukan sesuatu untuk anda sendiri," kata Saramin.