REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanggulangan Vaksin Palsu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menemukan 37 Fasilitas Kesehatan Masyarakat di sembilan provinsi di Indonesia yang mendapat dari sumber tidak resmi.
Berdasarkan rilis yang diterima, Selasa (12/7), hasil tersebut didapat dari penelusuran badan POM kepada Fasyankes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) yang berada di seluruh wilayah Indonesia.
"Adapun jumlah sampel yang ditemukan sebanyak 39 jenis. Badan POM sudah menguji sampel vaksin tersebut dan hasil menunjukkan dari 39 sampel ditemukan empat sampel yang isinya tidak sesuai atau palsu, dan satu sampel diduga palsu karena label tidak sesuai," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi.
Selain itu, Badan POM juga melakukan uji terhadap barang sitaan Bareskrim.Dari 15 produk yang sudah diperiksa, terdapat lima produk yang terbukti kandungannya palsu, satu produk vaksin yang kadarnya tidak sesuai, dan satu produk yang labelnya tidak sesuai.
"Berdasarkan hasil penyidikan dari Bareskrim dan Badan POM, Kemenkes melakukan pendataan ulang pasien yang menerima vaksin palsu," ucap dia.
Kemenkes akan memberikan vaksinasi ulang kepada anak-anak yang terdata mendapat vaksin palsu. Vaksinasi ulang akan dimulai dari satu klinik yang berada di Ciracas Jakarta Timur pada pekan depan karena datanya telah tersedia.