REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setelah Lebaran, Divre Bulog DIY masih melakukan operasi pasar di Segara Amarta, Gudang Purwomartani dan Pasar Kranggan. "Hari pertama masuk Senin (11/7) kami mulai lagi melakukan operasi pasar. Namun masih untuk empat komoditas yakni beras, gula, bawang merah dan minyak goreng," kata Kepala Divre Bulog DIY Sugit Tedjo Mulyono pada wartawan, Selasa (12/7).
Untuk daging sapi belum dilakukan operasi pasar lagi. Alasannya karena Rumah Potong Hewan (RPH) di Kota Yogyakarta masih belum buka. "Kalau RPH sudah mulai beroperasi, kami operasi pasar untuk daging sapi akan tetap dilakukan sepanjang harga tetap bertahan mahal," kata dia.
Pada saat Ramadhan tim TPID DIY dan Bulog DIY sudah melakukan operasi pasar daging sapi dengan harga Rp 95 ribu per kilogram. Divre Bulog DIY membeli sebanyak 60 ekor sapi secara bertahap untuk operasi pasar.
Sampai hari ini Bulog DIY sudah menyembelih 27 ekor sapi. Sehingga masih ada 33 ekor sapi lagi. Kalau di kabupaten lain di DIY harga daging sapi tinggi, Bulog siap menyalurkan ke daerah tersebut. "Kami akan mensugestikan pedagang supaya tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Prinsip Bulog itu, Sugit menambahkan, akan melakukan intervensi pasar sepanjang harga belum stabil. Tentu saja hal ini berkaitan dengan tim TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah, Red) DIY. "Kalau harga tetap bertahan mahal, saya mau tidak mau harus intervensi," tegas dia.
Sementara itu terkait rencana Pemerintah Pusat akan mengirim daging beku kerbau daerah, Sugit akan melakukan survei dulu. Pemerintah Pusat akan mengirim daging beku ke daerah bila ada usulan dari daerah. Dia mengatakan untuk sementara Bulog DIY belum mengusulkan. "Saya juga belum tahu daging beku yang akan dikirim daerah sapi atau kerbau. Kalau harga tetap bertahan mahal, saya mau tidak mau harus intervensi, tetapi harus melakukan survei dulu dan sekarang kami belum melakukan survei," ujarnya.