REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA TENGGARA -- Rumah dari sejumlah aparat di Kabupaten Minahasa Tenggara menjadi sasaran pelaku pencurian dalam beberapa pekan terakhir.
"Sepanjang bulan Juni sampai Juli ini sudah lima kasus pencurian yang korbannya adalah perangkat desa," kata tokoh pemuda Minahasa Tenggara, Jollie Tumiwa di Ratahan, Kamis (14/7).
Dirinya menuturkan kelima kasus tersebut terjadi di Kecamatan Toulaan diduga akibat banyak perangkat yang mengelolah dana desa menyimpan uangnya di rumah. "Kemungkinan karena perangkat desa seperti kepala desa dan bendahara hanya menyimpan uangnya di rumah," kata Jollie
Sementara itu, juru bicara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Tenggara Novry Raco mengimbau, para aparat dan masyarakat tetap waspada terkait kejahatan tersebut. "Tentunya aksi pencurian ini harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat, bukan hanya aparat desa. Terkait masalah ini kita akan koordinasikan dengan pihak kepolisian," katanya.
Sementara itu, kepada para aparat desa, dirinya memintakan agar uang milik pemerintah desa jangan hanya disimpan di rumah, tapi memanfaatkan jasa perbankan. "Khusus untuk pemerintah, jangan menyimpan memegang maupun menyimpan dana desa di rumah. Lebih baik tetap disimpan di Bank, nanti bila perlu baru diambil," katanya.