REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kantor Kejaksaan di Ankara mengatakan, sedikitnya 42 orang tewas dalam serangan di ibu kota. Serangan terjadi akibat kudeta oleh militer Turki.
Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan, jumlah tentara yang ditangka dalam plot kudeta telah meningkat menjadi 130 orang dalam plot kudeta. Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan, plot kudeta akan gagal.
Seorang pengacara bagi pemerintah Turki mengatakan, ada indikasi keterlibatan langsung dalam upaya kudeta dari seorang ulama yang tinggal di pengasingan di Pennsylvania.
Robert Amsterdam mengatakan dalam sebuah penyataan Jumat malam, ia dan perusahaannya telah berusaha berulang kali memperingatkan pemerintah AS dari ancama oleh Fethullah Gulen dan gerakannya.
Ia mengatakan, menurut sumber-sumber intelijen Turki ada tanda-tanda bahwa Gulen bekerja sama dengan beberapa anggota pimpinan militer terhadap pemerintahan sipil yang terpilih.
Presiden dari kelompok yang mempromosikan ide-ide Gulen membantah tuduhan.
"Kami tegas membantah tuduhan tersebut dan menemukan mereka untuk menjadi sangat tidak bertanggung jawab," kata Y. Alp Aslandogan dari Aliansi berbasis di New York untuk Shares Values memberitahu The Associated Press.
Sebelumnya di malam hari, aliansi mengaku mengutuk intervensi militer di dalam politik dalam negeri Turki.