Sabtu 16 Jul 2016 13:07 WIB

Polisi Diminta Percepat Pengusutan Vaksin Palsu

Sejumlah orang tua dari anak korban vaksin palsu mendatangi Rumah Sakit Harapan Bunda untuk meminta kejelasan tentang anaknya yang diduga mendapat vaksin palsu dari rumah sakit tersebut di Jakarta, Jumat (15/7).
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Sejumlah orang tua dari anak korban vaksin palsu mendatangi Rumah Sakit Harapan Bunda untuk meminta kejelasan tentang anaknya yang diduga mendapat vaksin palsu dari rumah sakit tersebut di Jakarta, Jumat (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay meminta Kepolisian mempercepat proses penyelidikan dan penyidikan kasus vaksin palsu.

"Kehadiran dan kesigapan polisi dalam menuntaskan kasus ini akan menambah kepercayaan masyarakat kepada Kepolisian dan pemerintah," kata Saleh, Sabtu (16/7).

Politisi Partai Amanat Nasional itu mengatakan semua pihak akan menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas keberhasilan polisi mengungkap jaringan pembuat vaksin palsu itu.

"Atas upaya Kepolisian, kasus ini bisa terbongkar. Tinggal bagaimana para pelaku diadili dan dihukum seberat-beratnya," tuturnya.

Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara II itu mengatakan anak-anak yang diduga diimunisasi menggunakan vaksin palsu perlu dites kesehatan dan kekebalan tubuhnya.

Selanjutnya, berdasarkan pemeriksaan kesehatan dan kekebalan tubuh tersebut, dokter pemerintah menentukan apakah anak tersebut perlu diimunisasi ulang atau tidak.

"Bila ada perlakuan medis yang akan diterapkan, Kementerian Kesehatan harus meminta persetujuan dari orang tua anak terlebih dahulu," tuturnya.

Kementerian Kesehatan telah mengumumkan 14 rumah sakit dan delapan bidan yang diduga memberikan vaksin palsu kepada pasiennya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR pada Kamis (15/7).

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement