REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ratusan orang tua anak yang divaksin di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda, Kota Tangerang berkumpul di halaman parkir rumah sakit untuk menuntut pertanggungjawaban pihak rumah sakit terhadap penemuan vaksin palsu yang digunakan.
Salah satunya adalah Yanti, ibu dari Muhammad Kevin (2 tahun) yang sampai saat ini belum bisa berjalan. Yanti mengaku anaknya selalu mendapatkan vaksin dari RSIA Mutiara Bunda sejak lahir. Namun hingga saat ini, selain kakinya lemah, anaknya juga rutin mengkonsumsi obat karena sakit-sakitan.
"Anak saya sudah berusi dua tahun, sejak lahir divaksin di sini (RSIA Mutiara Bunda) dengan harga yang mahal, saya tidak menghitung berapa besar yang sudah saya keluarkan. Tapi saya meminta pertanggungjawaban karena anak saya sampai sekarang sakit-sakitan dan belum bisa berjalan," ujarnya dalam unjuk rasa para orang tua terhadap RSIA Mutiara Bunda yang dituduh memberikan vaksin palsu, Senin (7/18).
Menurut Yanti selama ini anaknya juga selalu berobat di RSIA Mutiara Bunda, namun tidak ada perkembangan. Yanti mengkhawatirkan vaksin palsu yang diberikan kepada anaknya setelah mengetahui Iminformasi bahwa rumah sakut tersebut merupakan salah satu rumah sakit yang membeli vaksin palsu.
Demikian pula dengan Yuli, ibu dari dua anak berusa tiga tahun delapan bulan dan 1,5 tahun yang selalu divaksin di rumah sakit tersebut. Yuli mengaku anaknya batuk-batuk sejak Desember tahun lalu.
Kemudian setelah dibawa ke RSIA tersebut, dokter Toniman, yang menangani anaknya hanya memberikan antibiotik hingga Februari kemarin, tanpa ada tindakan yang lain. Dari situ dia merasa heran karena menurut dia antibiotik tidak boleh diberikan secara terus menerus dengan waktu yang relatif lama.
Setelah itu dia membawa ke rumh sakit lain, kemudian dokrer dari rumah sakit tersebut menganjurkan untuk dirontgen. Padahal sebelumnya Yuli sudah menanyakan kepada dokter Toniman tersebut namun menurut dokter Toniman tidak perlu untuk dirontgen. Ternyata hasil rontgen menyatakan anaknya terdapat flek dalam paru-parunya.
Oleh karena itu dia mempertanyakan lima imunisasi wajib yang sudah diberikan kepada anaknya, yang salah satunya adalah vaksin untuk mencegah penyakit BCG. Yuli meragukan vaksin BCG yang diberikan oleh RSIA Mutiara Bunda.
Sementara dokter Rahmat Hadi Supriadi, perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia wilayah Banten yang menangani kasus vaksin palsu menjelaskan vaksin palsu yang sampai saat ini ditemukan hanya vaksin DPT saja.