Senin 18 Jul 2016 20:56 WIB

Ini Penyebab Matinya Harimau Sumatra di Taman Margasatwa Bukittinggi

Red: Karta Raharja Ucu
Dua ekor harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) bercengkerama di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumbar.
Foto: Antara
Dua ekor harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) bercengkerama di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumbar.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Dokter hewan di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, Tri Nola Mayasari menyatakan, kematian anak harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) beberapa waktu lalu disebabkan penyakit.

"Dua ekor anak harimau sumatera itu mati dalam waktu berdekatan. Anak harimau betina mengalami kondisi yang lebih buruk dari pada anak harimau jantan," katanya dalam pertemuan dengan awak media di Balaikota setempat, Senin (18/7).

Ia menyebutkan, anak harimau betina didiagnosa menderita komplikasi penyakit jantung koroner dan enteritis akut atau radang saluran pencernaan, sedangkan anak harimau jantan menderita enteritis akut. "Dari hasil pembedahan atau nekropsi, ditemukan gumpalan lemak pada bagian jantung harimau betina. Hal tersebut seharusnya tidak terjadi jika memperhatikan asupan makanan, aktivitas di kandang dan bobot tubuh harimau," katanya.

Kemudian pada bagian organ pencernaan kedua anak harimau itu, ditemukan hemoragi atau luka seperti pada lambung dan usus akibat gesekan berlebih pada dinding organ tersebut. Lalu organ paru-paru juga bermasalah karena ditemukan adanya gelembung, warna tidak sama serta ditemukan pula hemoragi. Hemoragi juga terdapat pada limpa dan hati kedua satwa itu.