Rabu 20 Jul 2016 08:07 WIB

Turki Singkirkan 45 Ribu Orang Pascakudeta

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Angga Indrawan
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki di Taksim Square Istanbul, Turki, (16/7) .
Foto: Reuters / Huseyin Aldemir
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki di Taksim Square Istanbul, Turki, (16/7) .

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Setidaknya 45 ribu orang telah ditangkap, dipecat atau ditangguhkan dari pekerjaan mereka pascakudeta Turki yang gagal pekan lalu. Pembersihan terhadap mereka yang dianggap kurang setiap kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan melebar pada Selasa (19/7) untuk menyertakan guru, dekan universitas dan media.

Pemerintah mengatakan, mereka bersekutu dengan ulama yang berbasis di Amerika Serikat Fethullah Gulen. Namun Gulen menyangkal klaim yang menyebutnya mengarahkan pemberontakan. Perdana Menteri Binali Yildirim menyebut Gulen memimpin organisasi teroris.

"Kami akan menggali mereka dengan akar-akarnya," katanya kepada parlemen.

Turki menekan AS untuk mengekstradisi Gulen. Namun juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, keputusan tentang apakah ekstradisi akan dibuat atau tidak di bawah perjanjian antara kedua negara.

Seorang juru bicara pemerintah Turki Ibrahim Kalin mengatakan bahwa AS harus dapat mengekstradisi ulama atas dasar kecurigaan daripada membutuhkan fakta-fakta kasus terhadap dirinya. "Ada kecurigaan yang sangat kuat atas keterlibatannya [Gulen] dalam upaya kudeta ini. Jadi ini adalah alasan yang cukup," ujarnya dilansir dari BBC News, Rabu (20/7).

Media Turki mengumumkan bahwa:

15.200 guru dan staf pendidikan lainnya telah dipecat.

1.577 dekan universitas diperintahkan untuk mengundurkan diri

8.777 pekerja Kementerian Dalam Negeri dipecat

1.500 staf di Kementerian Keuangan telah dipecat

257 orang yang bekerja di kantor Perdana Menteri dipecat

Badan Regulasi Media Turki pada Selasa juga mencabut izin 24 radio dan saluran televisi yang dituduh memiliki hubungan dengan Gulen. Berita itu datang setelah penangkapan lebih dari enam ribu militer dan pemecatan hampir sembilan ribu petugas polisi. Sekitar tiga ribu hakim juga telah ditangguhkan.

Pemecatan ribuan pejabat membuat khawatir pengamat internasional. PBB mendesak Turki untuk menegakkan supremasi hukum dan membela hak asasi manusia. Menurut angka resmi, upaya kudeta Jumat (15/7) malam meninggalkan 232 orang tewas dan 1.541 terluka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement