REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Hendri Satrio mengatakan, sebaiknya Politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan bersikap terbuka dan menjelaskan soal dirinya yang disebut ditangkap kepolisian Polda Sumatera Utara.
"Sebab semakin berbelit maka yang dilakukannya bisa berimbas ke pihak lain seperti Partai Demokrat," katanya, Rabu (20/7).
Kelak apapun hasilnya termasuk bila tidak bersalah bisa dibuktikan. Penegak hukum juga sebaiknya membantu menjelaskan ke publik via media.
"Sebab bahasa dipanggil paksa sudah memperburuk citra dirinya dan Partai Demokrat, maka sebaiknya segera dijelaskan gamblang sehingga cepat selesai rumor kasus ini," ujar Hendri.
(Baca: Dikabarkan Ditangkap Polisi, Ramadhan Pohan Bilang Ada Modus)
Ranah hukum dan pencitraan, terang dia, ada di dua dunia yang berbeda tapi bisa berhubungan. Semoga segera terkuak kebenaran di kasus ini sehingga tidak ada yang citranya dirugikan.
Sebelumnya, Politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan membantah jika dirinya ditangkap oleh Polda Sumatra Utara terkait kasus dugaan utang piutang senilai Rp 24 miliar saat Pemilihan Wali Kota Medan awal tahun ini.
"Insya Allah saya sehat dan enggak benar info penangkapan itu," katanya.
Kasus tersebut berawal dari salah seorang donatur yang meminta ganti rugi setelah ia kalah dalam Pilkada Kota Medan. Namun menurutnya orang tersebut salah alamat, karena ia tidak pernah menerima uang sumbangan kampanye itu.