REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meresmikan pesantren modern internasional Dea Malela di Olat Utuk, Pamangong, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Din Syamsuddin, pembina pesantren Dea Malela, menyampaikan pesantren internasional ini dibangun di lahan seluas 20 hektare.
Meski baru saja membuka penerimaan siswa baru, para santri yang belajar pun berasal dari berbagai daerah termasuk dari luar negeri, seperti dari Timor Leste, Kamboja, Vietnam, Beijing, Moskow, dan sebagainya.
"Tahun ini baru dibuka kelas SMP untuk putra. Tahun depan kita buka SMA putra putri. Tahun ini kami terima 60 santri, karena belum cukup tersiar," kata Din dalam sambutannya di pesantren modern internasional Dea Malela, Sumbawa, NTB, Rabu (20/7).
Selama tiga tahun ke depan, generasi pertama siswa di pesantren ini juga akan mendapatkan beasiswa pendidikan. Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap para siswa tidak hanya mendapatkan pendidikan ketrampilan, namun juga diajarkan untuk lebih berkreasi sehingga dapat lebih bermanfaat pada beberapa tahun ke depan.
"Karena pendidikan baru bermanfaat minimal 10 tahun ke depan. Artinya dia ajarkan ilmu yang 10-15 tahun ke depan yang kira-kira cocok," kata JK. Karena itu, tambah JK, para siswa perlu diajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kurikulum yang juga menjangkau kebutuhan di masa mendatang.
"Bagaimana mengisinya pada 15 tahun akan datang. Apa kebutuhan kita ini? Tentu banyak berubah teknologi ilmu, dan persaingan dunia internasional keterbukaan yang luar biasa, dan hubungan antar manusia," jelas JK.
Dalam acara ini turut hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, Gubernur NTB TGK Zainul Majdi, Bupati Sumbawa Husni Djibril, dan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.