REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketika kisruh vaksin palsu mencuat di masyarakat dan pemberitaan, Dinas Kesehatan Kota Bogor mengambil langkah cepat untuk mendeteksi adanya peredaran vaksin tersebut di wilayah Bogor.
"Kami membentuk tiga tim, disebar ke seluruh fasilitas layanan kesehatan mulai dari rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, praktek dokter, pedagang farmasi besar, dan apotik," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah, usai sosialisasi tentang vaksinasi di Aula Dinkes di Bogor, Jumat (22/7).
Ia mengatakan, selama satu pekan tim bergerak mengecek seluruh vaksin yang ada di fasilitas layanan kesehatan Kota Bogor, ada 18 rumah sakit dan belasan praktek dokter dan bidan swasta, apotik, maupun pedagang farmasi besar. "Hasilnya beragam, kami tidak menemukan adanya vaksin palsu. Tetapi vaksin yang cara penyimpanannya tidak sesuai standar keamanan," kata Rubaeah.
Dari hasil pemantauan tersebut, Dinkes Bogor berinisiatif mensosialisasi serta mengedukasi tentang penanganan vaksin bagi rumah sakit, praktik dokter dan bidan swasta, rumah bersalin, pedagang farmasi besar, apotek dan lainnya. "Tujuan kami melakukan sosialisasi adalah menyamakan presepsi tentang pemberian vaksin yang tepat dan benar dimulai dari hulu hingga ke hilir, diproduksi oleh produsen yang tepat, dikirim oleh distributor resmi, disimpan dengan cara yang benar dan diberikan aman bagi bayi," kata Rubaeah.
(Baca Juga: Dinkes Bogor Perketat Pengawasan Peredaran Vaksin)