REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penyanyi asal Australia, Sia Furler, menangis saat akan tampil di Central Park, New York, AS Jumat lalu. Ia cemas suaranya terlalu parau dan bakal mengacaukan konser musim panas acara TV Good Morning America itu.
Bagaimanapun, ia tetap tampil bagus dengan aksesoris khas wig hitam-pirang yang menutupi wajah dan pita putih besar. Pada sebuah wawancara di tengah acara, Sia mengaku bangun pagi dengan tenggorokan sakit.
"Suara saya parau dan khawatir tidak sampai ke nada tinggi sehingga mengecewakan semua orang. Saya benar-benar takut sampai menangis di ruang ganti," ujar pelantun Chandelier itu.
Sia sering menyebutkan dirinya tidak suka tampil menyanyi di depan umum. Ia hanya melakukannya untuk membahagiakan para penggemar.
Penulis lagu penuh talenta itu juga selalu memakai wig besar saat manggung, wawancara, atau di mana pun ada kamera. Ia mengaku melakukannya untuk mempertahankan sedikit privasi.
Meski sempat menikmati ketenaran glamour pada awal kariernya, Sia memutuskan menyembunyikan wajah dari pandangan publik sejak 2014. Menurutnya, menjadi terlalu terkenal bisa berpotensi mengganggu stabilitas hidup.
"Lagipula, saya pikir, apa yang tidak ada di musik pop saat ini? Itu adalah misteri," tuturnya.