Senin 25 Jul 2016 14:46 WIB

24 TKI Meninggal di Malaysia

Red: Karta Raharja Ucu
Tenaga kerja Indonesia (TKI).    (ilustrasi)
Foto: Republika
Tenaga kerja Indonesia (TKI). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Nusa Tenggara Timur (NTT), Tito Tirang mencatat 24 TKI asal daerah setempat meninggal di Malaysia.

"Sebenarnya sampai dengan Juli 2016 ini, sudah ada 24 orang TKI asal NTT yang meninggal di Malaysia. Para korban ini sudah dikirim semua ke NTT," kata Tiro Tirang di Kupang, Senin (25/7).

Ia mengemukakan hal itu saat tatap muka dengan Komisi V DPRD NTT, untuk membahas masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTT yang selalu meninggal di luar negeri. Rapat yang dipimpin Ketua Komisi V DPRD NTT Winston Rondo itu dihadiri Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT serta Forum Mahasiswa Peduli Kemanusiaan (FMPK).

Menurut dia, kasus meninggalknya TKI asal NTT terakhir adalah atas nama Yufrinda Selan, salah satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal, Desa Tupan, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). TKI dilaporkan meninggal di Malaysia pekan lalu, dengan cara mengantung diri.

"Informasi yang diperoleh dari Malaysia bahwa Selan meninggal dengan cara gantung diri di salah satu rumah majikannya," ucapnya.

"Korban gantung diri ketika majikannya tidak ada di rumah," ucap dia.

Ketua Komisi V DPRD NTT Winston Rondo meminta agar pemerintah dan BP3TKI harus melihat kasus-kasus kematian ini sebagai pelajaran dalam melakukan rekruitmen terhadap tenaga kerja. "Bagi komisi V, kata dia, kasus yang menimpa Yufrida Selan dan TKI lainnya adalah kejahatan terhadap kemanusiaan," katanya.

Karena itu, DPRD NTT mendesak Kapolda NTT untuk segera memgusut tuntas kasus-kasus yang ada dan mempublikasikan seluas luasnya untuk diketahui publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement