REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peradaban Islam juga memberikan kontribusi besar dalam mengajarkan teknik dasar dan metode memanah melalui karya tulis. Kontribusi itu salah satunya terangkum dalam Kitab Ghunyat at-fi Ma'rifat tullab Rami an-Nushab yang ditulis seorang Muslim, Taybugha al-Ashrafi al-Baklamishi al-Yunani pada 1368.
Dalam terjemahan bahasa Inggris, kitab tersebut berjudul The Complete Manual of Archery for Cadets dan kini bisa ditemukan di British Museum, Inggris. Pada 1970, naskah tersebut diterbitkan oleh The Holland Press, setelah diterjemahkan sekaligus ditafsirkan oleh John Latham.
Siapakah Taybugha? Dia adalah seorang Mamluk (budak yang dibeli untuk dilatih menjadi tentara). Melihat namanya (Taybugha), diyakini ia berasal dari Turki. Namun, nama belakanganya, yaitu al-Yunani menunjukkan bahwa ia kemungkinan merupakan keturunan Yunani. Diduga, saat menulis buku tentang memanah, Taybugha berstatus sebagai pensiunan tentara Mamluk. Tak heran, berbagai penjelasan dalam bukunya sebagian besar didasarkan pada pengalaman pribadinya sebagai tentara Mamluk.
Selain naskah karya Taybugha, peradaban Islam juga memiliki peninggalan tertulis lain tentang memanah beserta teknik-tekniknya. Ditulis pada sekitar tahun 1.500, naskah itu adalah Kitab Fi bayan Fadhl al-qaws wa-'I-Sahm wa-awsafihima, yang setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi A Book on The Excellence of the Bow and Arrow and the Description Thereof.
Tak diketahui secara pasti nama penulis kitab tersebut. Namun diyakini, kitab itu ditulis oleh seseorang dari Maroko, Afrika Utara. Di kemudian hari, naskah ini diterjemahkan oleh Nabih Amin Faris dan Robert Potter Elmer lalu diterbitkan oleh Princeton University Press pada 1945.
Kitab ini membahas banyak hal mengenai teknik-teknik dasar memanah, seperti halnya yang dijelaskan Taybugha. Dua buku ini menegaskan bahwa Islam memberi kontribusi besar dalam perkembangan olahraga panahan modern.
Hampir 200 tahun setelah Taybugha menulis buku memanahnya, barulah Barat menelurkan karya tentang olahraga memanah. Salah satu yang paling terkenal adalah Toxophilus. Buku yang membahas beragam teknik memanah ini ditulis di Inggris pada 1545 oleh Roger Ascham. Buku ini dicetak ulang pada 1868 setelah disunting oleh Edward Arber.
Ascham adalah ilmuwan terkemuka yang hidup pada masa pemerintahan Raja Inggris Henry VIII. Ia menulis dan mendedikasikan Toxophilus untuk sang raja. Atas persembahan itu, Ascham mendapat hadiah berupa tunjangan pensiun.
Berkat Toxophilus, Ascham dihormati dan dikenang oleh para pencinta olahraga panahan di Inggris. Beberapa klub panahan di negeri itu diberi nama Ascham. Bahkan, lemari yang biasa digunakan untuk menyimpan busur dan perangkat memanah lainnya dikenal sebagai ''Ascham''.
Setelah Toxophilus, dunia Barat menghasilkan satu karya tulis lagi tentang panahan, yakni Theory and Practice of Archery. Buku ini ditulis oleh Horace Ford pada 1856.
Melihat tahun terbitnya buku-buku tersebut, tampak jelas bahwa dunia Islam mendahului Barat dalam mengajarkan ilmu memanah.