REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir mengatakan, ia tak dipanggil ke istana kemarin, Selasa, (27/7).
"Soal reshuffle itu urusan bapak presiden. Saya hanya ditugasin untuk kerja, kerja, kerja," katanya, Rabu, (27/7).
Kemarin, ujar Nasir, ia tak dipanggil presiden. Namun ia sempat dipanggil pekan lalu, namun hanya ditanya soal bagaimana kemajuan dan urusan di Kemenristek Dikti.
"Kemudian saya jelaskan kepada bapak presiden berbagai terobosan yang dibuat di Kemenristek Dikti. Antara lain soal ijazah palsu yang harus dihapuskan, riset yang harus ditingkatkan dan dihilirisasi, pendidikan vokasi yang harus menghasilkan tenaga kerja terampil," katanya.
Selain itu, ujar Nasir, ia juga menjelaskan kepada presiden kalau untuk meningkatkan pendidikan vokasi Kemenristek Dikti sudah kerja sama dengan sekolah di Jerman dan Swis. Sedangkan riset dilakukan dengan meningkatkan kerja sama dengan Swedia, Inggris, Australia, dan Jerman.
Sementara itu, Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Muhadjir Effendy disebut akan menggantikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Muhadjir saat ini menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah bidang pendidikan, ia juga dikenal sebagai pakar militer.
Saat dikonfirmasi apakah akan menjadi Mendikbud, Muhadjir mengatakan, "Insya Allah."