REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memutuskan untuk maju melalui parpol di Pilgub DKI 2017. Ahok lebih tergoda untuk diusung Partai Golkar, Nasdem, dan Hanura. Konsekuensi keputusan itu, Ahok tidak lagi menggunakan jalur independen. Meski tetap berupaya menggandeng Teman Ahok yang mengklaim mengumpulkan satu juta KTP warga DKI, Ahok lebih senang maju lewat parpol.
Sontak saja keputusan Ahok itu membuat pendukungnya yang telah memberikan KTP menjadi kecewa. Warga DKI yang sudah menyerahkan KTP untuk Ahok tersebut merasa dikhianati, lantaran jargon maju lewat jalur independen malah tidak diwujudkan.
Nia (27 tahun) misalnya. Dia mengaku benar-benar heran dengan keputusan Ahok maju Pilgub DKI 2017 melalui jalur parpol. Nia mengaku menyerahkan fotokopi KTP sebagai bentuk dukungannya bagi Ahok di sebuah pusat perbelanjaan di bilangan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Menurut Nia, alasan Ahok yang memutuskan maju via parpol mengada-ada. "Gak ada alasan yang jelas!" ujar alumnus Universitas Indonesia (UI) kepada Republika di Jakarta, Kamis (28/7).
Nia kemudian mempertanyakan pernyataan Ahok yang mengatakan semua pendukungnya harus menghargai parpol. "Kalau mau menghargai parpol apa harus maju lewat parpol?" sergahnya.