REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan menilai kalau tiga partai politik besar bergabung, calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan kesulitan. Tiga partai besar itu adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Jadi kalau ketiga (partai) ini bergabung, siapapun berat (melawan),” tutur Daniel Johan di kompleks parlemen Senayan, Kamis (28/7).
Sampai saat ini, tiga partai politik ini belum menentukan siapa calon Gubernur yang akan diusungnya di pilkada DKI Jakarta 2016 nanti. Gerindra dan PKS sangat mungkin memilih untuk mendukung lawan Ahok. Sedangkan PDIP sedang dilanda hubungan yang tidak harmonis dengan Ahok.
Daniel mengatakan, bahkan, kalaupun akhirnya koalisi yang dibentuk hanya oleh dua partai besar, PDIP dan Gerindra, Ahok tetap sulit untuk melawannya. PKB sendiri belum menentukan pilihannya untuk ikut mengusung dan mendukung siapa di pilkada DKI Jakarta nanti. Meskipun ada kemungkinan untuk mendukung Ahok, sampai saat ini PKB belum menegaskan dukungannya.
Menurut Anggota DPR RI Komisi IV ini, justru saat ini nama yang terus menguat untuk menjadi laan Ahok adalah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjend (Pol) Budi Waseso (Buwas). PKB akan segera menjalin komunikasi dengan Buwas untuk bersedia maju sebagai calon lawan Ahok.
“Segera komunikasi intens dengan Buwas, bukan bersedia atau tidak, tapi ini panggilan bangsa,” ujar dia.
Nama Buwas sendiri sudah muncul di kalangan kader Partai Gerindra. Buwas dinilai menjadi lawan cocok untuk Ahok di pilkada. Selain nama Buwas, beberapa nama sempat muncul akan menjadi lawan Ahok, yaitu, Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno serta Tri Rismaharini.