REPUBLIKA.CO.ID, LOCKHART -- Kepolisian negara bagian Texas menyatakan, 16 orang tewas pada Sabtu akibat kecelakaan balon udara. Sejumlah saksi mata menceritakan, balon udara tersebut menabrak kabel listrik sebelum terbakar dan jatuh ke tanah.
Kecelakaan balon udara itu, yang terjadi di dekat Lockhart sekitar 50 kilometer sebelah selatan Austin, merupakan salah satu peristiwa sejenis paling mematikan yang pernah tercatat. Pihak Administrasi Penerbangan Federal tidak berkomentar mengenai jumlah korban. Namun, kepada kepolisian wilayah Caldwell, Daniel Law, menduga tidak ada korban selamat dalam kecelakaan tersebut.
Saat ini, pihaknya tengah menyelidiki identitas para korban. Sementara seorang juru bicara Departemen Keamanan Publik Texas membenarkan bahwa 16 orang telah tewas.
Sejumlah petugas pertolongan darurat di Texas menerangkan, bagian keranjang tempat para penumpang berada adalah bagian yang pertama kali terkena api. Di sisi lain, Dewan Keamanan Transportasi Nasional masih belum menjelaskan secara rinci apa penyebab kecelakaan yang terjadi pada hari yang terang tersebut. Saat ini pihak FBI dikabarkan tengah mengumpulkan sejumlah bukti.
Balon udara nahas itu diduga merupakan milik sebuah perusahaan pariwisata yang menawarkan layanan terbang dengan menggunakan balon udara panas, kata juru bicara Dewan Keamanan Transportasi Nasional. Seorang warga sekitar, Margaret Wylie mengatakan, sebelum jatuh, balon tersebut menabrak kabel listrik dan menimbulkan suara seperti tembakan senjata api.
"Balon itu meledak seperti bola api," kata dia kepada para wartawan.
Juru bicara Federasi Balon Amerika Utara, Jeff Chatterton mengatakan, kecelakaan balon udara di Texas pada Sabtu merupakan kecelakaan paling mematikan yang pernah terjadi di belahan bumi bagian Barat. "Terdapat ribuan balon yang terbang setiap tahun. Ini adalah kecelakaan yang sangat tragis sekaligus unik," kata dia.
Satu tahun sebelumnya, sebuah balon udara meledak dan jatuh di Selandia Baru sehingga menewaskan 11 orang penumpang. Lebih dari 150 perusahaan balon udara beroperasi di Amerika Utara, kata Chatterton.
Kecelakaan di Lockhart terjadi tiga tahun setelah 19 orang, sebagian besar wisatawan Asia dan Eropa, tewas akibat tabrakan balon udara di Luxor, Mesir.