REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Permintaan maaf Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini kepada warganya menjadi pembicaraan hangat. Pernyataan maaf tersebut diucapkan Wali Kota Risma dalam sambutannya di acara pencanangan Kampung Keluarga Berencana (KB) di Balai RW XII Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Surabaya, Kamis (4/8).
"Ini adalah hari-hari terakhir oleh karena itu saya meminta maaf atas nama pribadi maupun semua pegawai dari kelurahan, kecamatan sampai SKDP. Mohon maaf bila ada kekhilafan dan kesalahan saya selama ini," katanya.
Pernyataan tersebut dikait-kaitkan dengan isu Tri Rismaharini yang akan maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser mengatakan pernyataan maaf yang disampaikan Walikota di acara tersebut, sama sekali tidak ada kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta yang sedang menjadi trending topic di media. Pernyataan tersebut, lanjutnya, konteksnya masih dalam suasana Lebaran di bulan Syawal.
"Penyampaian maaf ibu Walikota atas nama pribadi dan juga mewakili pegawai dan SKPD itu terkait masih di bulan Syawal. Dan ini kan hari-hari terakhir Syawal. Jadi ini tidak ada kaitannya dengan hal lain," jelasnya kepada wartawan di kantor Humas Kota Surabaya.
Mantan Camat Sukolilo ini menegaskan, tidak hanya sekali ini Walikota Risma menyampaikan permohonan maaf di acara yang dihadiri oleh masyarakat. Sebab, tidak setiap saat Walikota Risma bertemu dengan warganya.
"Bahkan sebelum Hari Raya Idul Fitri, ibu sudah sering menyampaikan permohonan maaf kepada warga baik sebagai pribadi maupun mewakili SKPD," ujarnya.
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Didik Prasetiyono, mengatakan, hingga saat ini belum ada perintah apapun dari DPP PDI Perjuangan kepada Risma terkait Pilkada DKI.
Ia menyatakan terkait wacana yang berkembang di tengah masyarakat tentang pencalonan Risma sebagai Cagub DKI Jakarta bukan wewenang DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ataupun kehendak Walikota Risma sendiri. Menurutnya hal itu merupakan hak prerogatif Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.
"Tentang permintaan maaf tersebut adalah hal yang biasa disampaikan Bu Risma di setiap kali acara yang beliau hadiri di bulan Syawal, mengingat masih dalam konteks perayaan Lebaran maka permintaan maaf itu biasa dan wajar disampaikan di berbagai kesempatan," jelasnya melalui keterangan resmi kepada wartawan.