REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Lebih dari 200 tahanan yang berafiliasi dengan kelompok Hamas, Palestina, telah menghentikan aksi mogok makannya. Mereka telah mencapai kesepakatan dengan otoritas penjara Israel untuk mengakhiri pemeriksaan tubuh yang dianggap memalukan dan memperbaiki kondisi penjara.
Prisoner's Media Office melaporkan tahanan dan otoritas penjara Israel telah mencapai kesepakatan pada Sabtu (6/8). Kesepakatan mencakup mengakhiri pemeriksaan telanjang dan jenis-jenis pemeriksaan tubuh lain yang dianggap 'memalukan'. Mereka juga sepakat menambah ventilasi di penjara dan mengurangi kepadatan di sel.
Pemerintah Israel telah melakukan sejumlah tindakan keras di penjara dalam beberapa hari terakhir. Hamas menyerukan aksi mogok makan untuk menentang hal itu.
"Unit dari otoritas penjara Israel mengambil sejumlah besar tahanan yang berafiliasi Hamas dari sel mereka dan melucuti mereka hingga telanjang, beberapa digeledah dengan anjing, dipukuli, dan dipermalukan di ruang penjara bersama," kata Direktur Prisioner's Center for Studies, Osama Shaheen kepada Aljazirah.
Kesepakatan itu, menurut kelompok tahanan, menetapkan bahwa semua tahanan dipindahkan, termasuk Kepala Komisi Tahanan Hamas Muhammad Arman. Arman akan dikembalikan ke penjara awal ia ditahan.
Kondisi lain yang disebutkan dalam kesepakatan tersebut termasuk memungkinkan buku untuk dibawa ke tahanan selama kunjungan keluarga dan memungkinkan tahanan mendapat akses ke saluran berita tambahan. Namun belum diketahui kapan kesepakatan itu akan dilaksanakan. Layanan Penjara Israel belum memberikan komentarnya menanggapi hal ini.