Senin 08 Aug 2016 03:30 WIB

ERP Diyakini Bisa Atasi Kemacetan di Jakarta

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: M Akbar
 Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di kawasan Pancoran, Jakarta, Jumat (10/6). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di kawasan Pancoran, Jakarta, Jumat (10/6). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan sistem jalan berbayar atau dikenal electronic road pricing (ERP) diyakini mampu membatasi jumlah kendaraan pribadi yang melintas di Jakarta. Sistem tersebut juga diharapkan bisa menjadi solusi mengatasi kemacetan di Ibu Kota.

Presidium Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Ellen Sophie Wulan Tangkudung, mengatakan sistem ERP sudah teruji di beberapa kota besar dunia. "Beberapa contoh di antaranya adalah penerapan ERP di London (Inggris), Singapura, dan Stockholm (Swedia)," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (7/7).

Ia menjelaskan, ERP sudah diterapkan sejak lama di Singapura. Salah satunya adalah dengan penetapan tarif jalan berbayar yang sangat mahal di jalan-jalan kota. Pemerintah setempat juga sangat membatasi jumlah lahan parkir di area-area yang sebelumnya kerap menjadi pusat kemacetan.

Tak hanya itu, tarif parkir di kota itu pun dibuat terbilang tinggi. "Cara tersebut sukses mengurangi kendaraan yang melintas di jalan-jalan protokol di Singapura," ucapnya.

Ia mengatakan, dengan adanya ERP, para pemilik kendaraan roda empat bakal berpikir berulang kali untuk bepergian dengan mobil pribadi mereka di dalam kota. Pasalnya, mereka akan merasa terbebani dengan pengeluaran besar yang harus mereka bayar saat memasuki jalan-jalan yang menerapkan sistem tersebut.

Kendati demikian, ia menyarankan penerapan ERP di Jakarta harus dibarengi dengan penyediaan transportasi massal yang baik, memadai, dan berkualitas. Jika tidak, kebijakan tersebut dipastikan bakal memberatkan masyarakat yang ingin beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement