Kamis 11 Aug 2016 17:17 WIB

'Pilkada DKI Laga Figur Lawan Figur, Bukan Parpol Lawan Parpol'

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti dalam diskusi terkait Penggantian Antar Waktu (PAW) kepada Setya Novanto di Kantor ICW, Jakarta, Selasa (22/12).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti dalam diskusi terkait Penggantian Antar Waktu (PAW) kepada Setya Novanto di Kantor ICW, Jakarta, Selasa (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai Koalisi Kekeluargaan yang tergabung dari tujuh partai politik (Parpol) harus segera mengumumkan figur calon Gubernur DKI Jakarta kalau ingin menang.

Sebab, kata dia, publik sekarang menuntut kepastian siapa figur yang akan diusung koalisi penantang Ahok ini. "Melawan Ahok butuh figur akternatif. Bukan partai alternatif. Sebab, Pilkada DKI bukan partai lawan partai tapi figur lawan figur," ujar Ray kepada Republika.co.id, Kamis (11/8).

Ia menegaskan publik saat ini bukan sekedar melihat seberapa banyak anggota koalisi partainya. Tapi siapa figur calonnya. Pelajaran ini terjadi pada Pilpres 2014 lalu. Sebab, seperti Pilpres konstalasi pilkada DKI bukan partai lawan partai tapi figur lawan figur.

"Partai tak dominan," ucapnya.

Jadi petinggi-petinggi Parpol di DKI sudah seharusnya melupakan koalisi partai besar tapi mencari figur alternatif. Bila tidak demikian, lanjutnya maka akan sangat terlambat karena selama itu pula partai koalisi ini hanya mutar-mutar di tempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement