REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival Alquran rutin diselenggarakan di Indonesia. Namun, tingkat kecintaan masyarakat Indonesia dinilai masih rendah dan perlu ditingkatkan.
Pakar Ilmu Alquran Indonesia, Ahsin Sakho Muhammad, mengungkapkan masih banyak masyarakat yang buta huruf-huruf Alquran, baik membaca maupun menullis. Melalui dua kemampuan itu akan mempermudah umat Islam memahami Alquran.
"Harus diakui belum seperti yang kita harapkan, perhatian masyarakat masih perlu peningkatan," kata Prof. Sakho kepada republika.co.id, Kamis (11/8).
Menurutnya, perhatian masyarakat penting guna mengarahkan generasi muda ke arah rasa cinta terhadap Alquran. Perhatian itu bisa dilakukan berbagai cara.
"Harus disadari ini merupakan tugas bersama yakni orang tua, lembaga pendidikan, dan institusi keagamaan," kata dia.
Mantan Rektor Institut Ilmu Al Qur'an (IIQ) itu menambahkan, tingkat kecintaan masyarakat terutama generasi muda, harus mulai diukur dan bisa dilakukan lewat lembaga-lembaga pendidikan. Dengan hasil pengukuran itu, masyarakat bisa memperkirakan tingkat kecintaan terhadap Al Qur'an yang harus ditingkatkan, setidaknya dari keluarga.