REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Polres Tulungagung, Jawa Timur memastikan insiden wanita tertabrak kereta api di Desa Plosokandang murni kasus bunuh diri, mengacu keterangan saksi di lokasi kejadian serta keluarga korban.
"Indikasi bunuh diri diketahui warga karena yang bersangkutan sudah terlihat mondar-mandir di sekitar rel perlintasan kereta api sejak beberapa lama sebelum kejadian," kata Kasubbag Humas Polres Tulungagung AKP Saeroji di Tulungagung, Sabtu (13/8).
Menurut Saeroji, kesimpulan bahwa insiden itu disengaja oleh korban bernama Isrofin (50) dikuatkan oleh keterangan keluarga dan tetangganya di Kelurahan Kepatihan RT 03 RW 05, Kecamatan Tulungagung. "Korban atau pelaku ini menderita penyakit kronis yang tidak kunjung sembuh sehingga membuatnya depresi dan diduga menjadi alasan untuk bunuh diri," ujarnya.
Hasil pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara selanjutnya dinyatakan Saeroji ditutup. Ia memastikan tidak ada unsur kesengajaan atau faktor lain yang menyebabkan wanita paruh baya tersebut memilih mengakhiri hidup dengan cara tragis.
"Saksi juga melihat langsung bagaimana korban tidak berusaha menghindar dan hanya berdiri di jalur keerta meski masinis kereta api telah membunyikan klakson berulang kali," kata Saeroji.
Ia menjelaskan, insiden terjadi sekitar pukul 09.15 WIB di rel perlintasan kereta api Desa Plosokandang, Kecamatan Sumbergempol. Saat itu, lanjut Saeroji, KA Panataran dari arah Kota Tulungagung tujuan Malang melintas dan menabrak tubuh
Isrofin yang berdiri di jalur lintas kereya tanpa mau beranjak meski sudah diklakson berkali-kali. Akibatnya, tubuh Isrofin terpental tewas seketika di lokasi kejadian dengan kondisi luka berat.
Insiden tersebut membuat warga sekitar gempar. Polisi dan tim medis dari RSUD dr Iskak kemudian datang mengevakuasi tubuh Isrofin untuk dilakukan visum luar, sebelum kemudian dibawa ke rumah duka di Kelurahan Kepatihan, Tulungagung.