REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MSc mengungkapkan rasa duka yang mendalam dengan meninggalnya tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Adi Sasono, Sabtu (13/8).
''Kita kehilangan pemimpin dan tokoh umat dan bangsa yang selalu berfikir dan berpihak kepada ekonomi kerakyatan. Selalu memperhatikan rakyat kecil yang selalu tertinggal dan tertindas, yang selalu menjadi obyek pembangunan dan bukan subyek,'' ungkap kiai Didin kepada Republika.co.id, Ahad (14/8).
Mantan ketua umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini mengungkapkan, ketika almarhum Adi Sasono menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie, kelihatan program-program keberpihakannya pada rakyat kecil.
''Demikian pula ketika almarhum memimpin Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI),'' jelas kiai Didin seraya mendoakan almarhum Adi Sasono. ''Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahnya dan mengampuni segala dosa dan kekhilafannya. Alfatihah.''
Adi Sasono, tutup usia Sabtu (13/8) sekitar pukul 17.20 WIB di Jakarta. Komisaris Utama Republika tersebut, tutup usia pada usia 73 tahun. Jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan, Ahad (14/8).
Ungkapan duka cita bukan hanya datang dari dalam negeri. Wan Azizah, aktivis Malaysia yang juga putri Anwar Ibrahim turut mengutarakan duka citanya. Wan Azizah mengatakan, almarhum Adi Sasono dan Anwar Ibrahim memang sahabat dekat. Bukan cuma personal, namun dekat dengan keluarga masing-masing.
"Almarhum merupakan sahabat baik. Pernah berkunjung ke teratak (markas oposisi) kami di Bukit Segambut (Malaysia)," ujar Wan Azizah.