Rabu 17 Aug 2016 23:55 WIB

Sisa Senyuman Anak Kampung Akuarium di Hari Kemerdekaan

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Esthi Maharani
Warga mengikuti upacara Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke- 71 di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (17/8). Upacara yang diikuti warga dan anak-anak tersebut dilaksanakan di lahan bekas gusuran yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Foto: Yasin Habibi/Republika
Warga mengikuti upacara Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke- 71 di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (17/8). Upacara yang diikuti warga dan anak-anak tersebut dilaksanakan di lahan bekas gusuran yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Cuaca cerah tampak menyelimuti seluruh bagian ibukota, tak terkecuali di kawasan bekas penggusuran Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Suasana di kawasan tersebut masih sama dengan beberapa bulan lalu usai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merobohkan seluruh bangunan di Kampung Akuarium.

Daratan masih dipenuhi puing-puing sisa rumah warga dan di atasnya berdiri tenda-tenda bantuan dari relawan untuk tempat tinggal warga. Di sisi lain, berdiri pula rumah-rumah kecil yang terbuat dari triplek dan kayu-kayu bekas rumah mereka dulu.

Yang berbeda kali ini, beberapa rumah dan tenda-tenda di kawasan bekas penggusuran dihiasi oleh bendera merah putih kecil yang saling terhubung dengan benang dan dikaitkan ke bagian atas tenda satu ke tenda lainnya. Sementara dibagian tengah kawasan yang dikelilingi oleh tenda-tenda warga itu, berkibar dengan gagah sang saka Merah Putih.

Hari ini merupakan hari spesial bagi sejumlah anak-anak yang masih bertahan untuk tinggal di Kampung Akuarium bersama keluarga mereka. Pasalnya, ini adalah kali pertamanya bagi mereka untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-71 di atas tumpukan puing-puing rumah mereka sendiri.

Di tengah kondisi seperti itu, tawa dan senyum masih tersimpul dari sudut-sudut bibir anak-anak Kampung  Akuarium. Waktu libur sekolah mereka manfaatkan untuk memperingati hari kemerdekaan dengan melaksanakan upacara bendera dan menggelar sejumlah perlombaan khas 17an seperti lomba makan kerupuk dan panjat pinang.

Teriakan dan gelak tawa pecahkan suasana khidmat setelah melaksanakan rangkaian upacara. Perlombaan yang diikuti oleh puluhan anak-anak mulai dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA seakan sedikit mampu membuat mereka lupa akan kesedihan yang menyelimuti selama berbulan-bulan. .

Angga (10), salah seorang anak di kawasan Kampung Akuarium, mengaku senang mengikuti lomba makan kerupuk bersama teman-temannya. Ia bahkan berhasil memenangkan perlombaan untuk pertama kalinya. Namun, di tengah kegembiraan itu, siswa yang duduk dibangku kelas 5 SD ini acap kali teringat dengan masa-masa sebelum penggusuran.

“Ya sedih, sekarang udah gak ada rumah,” kenang Angga dengan mimik wajah yang pasrah.

Lain halnya dengan Cindy, siswi SMP 261 Muara angke. Cindy  tampak bermalas-malasan untuk mengikuti lomba joged jeruk meskipun sebelumnya ia telah mendaftarkan diri ke panitia. Cindy mengaku teman sepantarannya sudah banyak yang pindah ke Rumah Susun (Rusun) Marunda maupun Rawa Bebek.

“Sekarang sepi, teman-teman sudah pada pindah ke rusun,” kata Cindy.

Cindy sendiri memilih tetap bertahan di Kampung Akuarium karena merasa tidak betah tinggal di rusun. Siswi kelas 1 SMP ini merasa kesulitan kalau harus berangkat sekolah dari rusun karena lokasinya yang berjauhan dan kerap terjebak macet. Di hari kemerdekaan ini, Cindy berharap kondisi dapat kembali lagi seperti waktu ia masih berkumpul bersama teman-temannya merayakan hari Kemerdekaan dengan penuh suka cita.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement