REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia akan mempertimbangkan untuk terus menggunakan pangkalan udara Hamadan di Iran dalam meluncurkan serangan ke Suriah. Menurut pihak militer negara itu, hal itu tergantung dari keadaan di Suriah.
"Pesawat militer Rusia telah melakukan serangan udara dari pangkalan udara Iran dan menyelesaikan semua tugas. Penggunaan lebih lanjut akan dilakukan dengan pertimbangan keadaan Suriah," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, Selasa (23/8).
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Rusia telah berhenti menggunakan pangkalan udara di negara itu sebagai basis peluncuran serangan melawan terorisme di Suriah. Penggunaan ini sempat mendapat kritik dari Amerika Serikat (AS).
Ini adalah pertama kalinya kekuatan asing menggunakan pangkalan Iran sejak Perang Dunia II. Selama ini, Rusia dan Iran memberikan dukungan militer kepada Presiden Suriah Bashar Al Assad dalam melawan pemberontakan di negaranya yang telah berlangsung lima tahun.
Namun, beberapa anggota parlemen Iran menentang penggunakan pangkalan udara oleh negara lain. Hal itu dinilai sebagai pelanggaran konstitusi Iran, sekalipun untuk tujuan damai.
Sementara itu, AS mengatakan, langkah Rusia menggunakan pangkalan udara Iran sebenarnya bukanlah tindakan yang mengejutkan. Pihak negara itu tengah melihat apakah hal itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang pasokan, penjualan, serta transfer pesawat tempur ke Iran.