REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Persero Tbk menerbitkan surat utang atau obligasi berkelanjutan I tahap I senilai Rp 5 triliun, yang akan digunakan untuk ekspansi kredit infrastruktur dan pembayaran surat utang yang akan jatuh tempo.
"Pendanaan ini untuk mendukung pembiayaan jangka panjang lima hingga 10 tahun, seperti dengan kebutuhan pembiayaan infrastuktur dan perumahan yang panjang," kata Direktur Utama Mandiri Kartiko Wirjoatmodjo di Jakarta, Rabu (24/8).
Direktur Finansial dan Treasuri Mandiri Pahala Mansury mengatakan, selain untuk ekspansi kredit, penerbitan obligasi itu juga untuk membayar obligasi subordinasi perseroan sebesar Rp 3,5 triliun yang jatuh tempo tanggal 11 Desember 2016.
Sedangkan untuk ekspansi kredit infrasruktur dan perumahan, pendanaan yang diserap ini diharapkan dapat mendorong target penyaluran kredit Mandiri yang sebesar 10-12 persen (yoy) hingga akhir tahun. "Untuk pertumbuhan kredit infrastruktur misalnya kita harapkan 20 persen (yoy)," kata Pahala.
Obligasi berkelanjutan tersebut terdiri dari tiga seri dan merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan sebesar Rp 14 triliun yang akan diterbitkan perseroan sejak tahun ini hingga 2018. Seri A obligasi tersebut memiliki tenor lima tahun dengan kisaran kupon 7,75 persen-8,25 persen, Seri B tujuh tahun dengan kisaran kupon 8,15 persen - 8,65 persen dan seri C bertenor 10 tahun dengan kisaran kupon 8,40 persen - 8,90 persen.
Dalam penerbitan tahap pertama, Mandiri menunjuk empat perusahaan penjamin emisi yakni Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Bahana Securities dan Trimegah Sekuritas Indonesia.
Pahala mengatakan penawaran awal Obligasi Berkelanjutan I tahap I ini akan dimulai pada 24 Agustus hingga 7 September 2016, dengan penawaran umum diperkirakan pada 23-27 September 2016 dan diperkirakan tanggal efektif pada 21 September 2016. Sedangkan penjatahan direncanakan pada 28 September 2016.